Presiden Jokowi dan PM Turnbull Sepakat Tingkatkan Kerjasama Ekonomi dan Maritim
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di ASEM Villa, Viantiane Laos, Kamis (8/9/2016).
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TERIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di ASEM Villa, Viantiane Laos, Kamis (8/9/2016).
Dalam pertemuan tersebut, Presiden didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.
Kemudian Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
“Selamat atas kemenangan dalam Pemilu,” ucap Presiden berdasarkan keterangan Biro Pers Istana Kepresidenan.
Setelah pertemuan, Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan terkait pembicaraan kedua kepala negara tersebut.
Satu diantaranya terkait kerjasama di bidang ekonomi, khususnya masalah daging yang berkaitan dengan impor sapi maupun peternakan sapi.
Kata Retno, daging tidak hanya terkait dengan impor sapi tetapi juga cattle breeding (peternakan sapi).
"Itu lebih berkelanjutan tidak hanya masalah beli-membeli tetapi kemudian menjadikan ketahanan pangan kita lebih berkelanjutan," ujar Retno.
Selain itu, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malcolm Turnbull juga berdiskusi tentang terorisme dan sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang yang berkaitan dengan kontra terorisme.
"Kita sudah bekerjasama lama di JCLEC ( Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation ), ini akan ditingkatkan. Kerja sama informasi intelijen dan cyber juga akan kita tingkatkan," kata Retno.
Mengingat kedua negara berperan aktif dalam EAS (East Asia Summit) dan IORA (Indian-Ocean Rim Association), karena itu keduanya sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang maritim.
"Australia dan Indonesia akan menjadi negara pertama yang akan mengimplementasikan kerja sama maritim dalam EAS dan terus berperan aktif dalam IORA," imbuhnya.
Agar kerjasama maritim ini menjadi lebih fokus, Presiden Joko Widodo berharap Australia mendukung Indonesia dalam IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) Fishing, dimana terdapat konteks blue economy yang juga diusung Australia.
"Jadi yang utama adalah keamanan maritim dan yang kedua adalah kemakmurannya, jadi keamanan maritim dan kemakmuran maritim ( maritime security and maritime prosperity)," ujar Retno.