Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Boleh-boleh saja Badan Intelijen Negara (BIN) dipimpin oleh seorang sipil.

Hal tersebut disampaikan langsung mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono.

Oleh karena itu menurutnya bisa saja seorang Komjen Pol Budi Gunawan, ditunjuk sebagai calon Kepala BIN yang baru.

Purnawirawan TNI AD itu mengatakan BIN adalah lembaga sipil, yang sangat berbeda dengan TNI dan Polri.

Hendro menyebut yang terpenting dari seorang kepala BIN, adalah kecakapannya dalam memimpin sebuah lembaha.

Sedangkan soal teknis intelijen, hal itu pastinya sudah dikuasai para pembantu kepala BIN.

"Masalah teknis intelijen kayaknya sangat bersandar pada wakil kepala BIN ke bawah, itu pengamatan saya kalau saya tidak keliru,"ujar Hendro usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/3026).

Posisi kepala BIN saat ini adalah setara dengan seorang menteri. Hendro menyebut jabatan kepala BIN adalah "Political Appointee," atau jabatan publik yang disandang seseorang karena ditunjuk kepala negara.

Di luar negri pun kata Hendro hal yang sama juga terjadi, di mana seseorang bisa menjadi kepala lembaga intelijen, hanya karena kedekatan dengan Presiden.

Sebelum Presiden Joko Widodo menunjuk mantan ajudan Presiden ke 5 RI, Megawati Sukarnoputri itu menjadi calon tunggal kepala BIN, ia yakin As'ad Said Ali lah yang akan ditunjuk.

Pasalnya menurut Hendro mantan Wakil Kepala BIN itu adalah seseorang yang meniti karir dari bawah di BIN, dan karirnya cukup cemerlang.

"Dulu kalau pikiran saya sebelumnya, ada orang sipil yang memang meniti karir dari bawah, yang namanya As'ad Said Ali, dulu itu yang mau diusulkan,"ujarnya.

"Tapi kemudian belakangan perkembangannya bahwa ternyata kepala BIN itu memang political appointee, jadi itu memang udah kita ikuti saja alirannya begitu," terangnya.(*)