Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Temuan 140 Titik Panas Terdeksi di Kalimantan Barat

BNPB juga mengerahkan dua helikopter water bombing jenis Bolco dan Bell 214, serta 1 pesawat Casa TNI AU untuk hujan buatan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ada Temuan 140 Titik Panas Terdeksi di Kalimantan Barat
ISTIMEWA
Foto sebaran titik api di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Pusat, Jumat (30/10/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK- Aktivitas pembakaran hutan dan lahan terus terjadi di Kalimantan Barat. Berdasarkan pantauan satelit Modis dengan sensor Terra dan Aqua milik NASA mendeteksi 140 titik panas pada Senin (12/9/2016) yang berasal dari pembakaran hutan dan lahan.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, 140 titik panas tersebut terdiri dari 63 titik dengan tingkat kepercayaan sedang berkisar 30 persen hingga 70 persen dan 77 titik panas lainnya dengan tingkat kepercayaan tinggi atau lebih dari 70 persen.

"Sumber kebakaran terpantau berasal dari pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian di Kabupaten Sekadau, Ketapang, Landak, dan Sanggau," ujar Sutopo kepada Kompas.com melalui telepon seluler, Senin (12/9/2016) malam.

Akibat pembakaran lahan tersebut, kata Sutopo, terpantau sebaran kabut asap tipis di Kabupaten Ketapang dan Sekadau dari Satelit Himawari pada pembaruan data Senin (12/9/2016) pukul 16.00 WIB.

"Sebaran asap juga terdeteksi di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah," katanya.

Penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalbar saat ini terus dilakukan di 10 kabupaten yang telah menetapkan status siaga darurat.

Yaitu, Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Landak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, dan Kayong Utara. 

Berita Rekomendasi

Upaya pemadaman juga terus dilakukan oleh Tim Satgas Terpadu dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, dan relawan.

BNPB juga mengerahkan dua helikopter water bombing jenis Bolco dan Bell 214, serta 1 pesawat Casa TNI AU untuk hujan buatan.

"Total ada 600,6 hektar hutan dan lahan terbakar selama 2016, dimana 509 hektar adalah lahan masyarakat, lalu 1,6 hektar perkebunan, dan 90 hektar kawasan konservasi," ungkap Sutopo.

Meski upaya pemadaman terus dilakukan, menurut Sutopo kendala yang dihadapi adalah masih ada masyarakat membuka lahan pertanian untuk menanam padi dengan cara membakar.

"Terbatasnya air untuk pelaksanaan water bombing serta jauhnya sumber air dari lokasi kebakaran hutan dan lahan saat pemadaman darat, sehingga lahan yang sudah dipadamkan seringkali dibakar kembali," ujarnya.

Meski terdampak kabut asap tipis, Kabupaten Ketapang hingga saat ini belum menetapkan status siaga darurat. Padahal di Kabupaten tersebut, kata Sutopo, banyak terdeteksi titik panas.

Penulis: Yohanes Kurnia Irawan

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas