TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas Tinombala padi tadi, Senin (19/9/2016) terlibat baku tembak dengan orang tidak dikenal, diduga DPO teroris kelompok Santoso.

Baku tembak terjadi di seputaran wilayah Perkebunan Tombua Desa Tangkura Kec. PPS Kab. Poso.

Akibat baku tembak, satu OTK meninggal dunia.

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul menuturkan selanjutnya jenazah dilakukan evakuasi oleh Dansektor AKBP Guruh Arif Darmawan.

"‎Pukul 12.25 WITA, tim evakuasi tiba di Dusun Gantinadi dan sekitar pukul 12.50 WITA jenazah OTK terduga teroris tiba di Polsek PPS / Posko Satgas Tinombala sektor 3," kata Martinus.

Selanjutnya ‎tim identifikasi Polda Sulteng dan Polres Poso yang di pimpin oleh AKP M Yusran langsung melakukan pengambilan dokumentasi terhadap jenasah.

Jenazah terduga teroris lalu di bawah ke RS Bhayangkara Palu menggunakan kendaraan ambulance Polda Sulteng untuk selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap jenazah.

"Diperkirakan jenazah hasil kontak tembak di sekitaran perkebunan tombua Desa Tangkura merupakan bagian dari kelompok Basri yang melarikan diri atas nama Sabron," tegas Martinus.

Selain itu, barang bukti yang disita Satgas yakni sebilah parang, satu bom lontong, satu rompi magazen, dan satu tas karung.

Untuk diketahui, Sabron merupakan DPO yang sebelumnya bergabung dengan kelompok Basri, istri, dan DPO lain bernama Andika.

Keempatnya turun dari gunung Poso karena kehabisan logistik dan di hutan hujan lebat.

Mereka memutuskan ‎turun ke Poso pesisir dan menyeberang Sungai Puna.

Saat menyebrang sungai, arus sangat deras. Keempatnya hanyut, Andika terseret arus dan kepalanya membentur batu hingga tewas.

Istri Basri juga hanyut dan berhasil diselamatkan oleh Basri.

Sementara Sabron berhasil lolos. Selanjutnya Basri diringkus Satgas Tinombala, selang sejam sang istri juga ditangkap.