Ada Pensiunan Polri dan TNI Direkrut Jadi Santri Dimas Kanjeng
Bahkan, ada beberapa dari pengikutnya yang merupakan pensiunan TNI dan Polri.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Agus Andrianto mengakui, kelihaian Dimas Kanjeng Taat Pribadi dalam merekrut orang menjadi anak didiknya di padepokan.
Tak hanya menjadi santrinya, Taat Pribadi juga dikenal sebagai "orang pintar" yang bisa menggandakan uang.
Mereka teperdaya tak hanya warga sekitar, tetapi juga berasal dari kota lain.
"Saya juga kurang tahu kenapa, karena yang direkrut bukan orang-orang bodoh tapi juga orang-orang terpelajar juga yang bisa dipengaruhi," ujar Agus, saat dihubungi, Rabu (28/9/2016).
Banyaknya aduan dari korban Taat Pribadi membuat polisi menelisik lebih jauh soal adanya dugaan penipuan itu.
Bahkan, ada beberapa dari pengikutnya yang merupakan pensiunan TNI dan Polri.
Agus mengaku heran dengan kuatnya pengaruh Taat Pribadi sampai selevel pensiunan Kopassus pun bisa terpengaruh.
"Jadi kita harus hati-hati, apalagi pengikutnya ada mantan anggota TNI dan Polri yang sudah pensiun dan direkrut di sana," kata Agus.
Namun, kata dia, polisi mengutamakan penanganan kasus dugaan pembunuhan dua mantan santri Taat Pribadi yang diduga didalangi oleh pimpinan padepokan itu.
Saat ini, kasus tersebut tengah ditangani Polda Jawa Timur.
"Kami lebih fokus dulu kepada pengungkapan kasus pembunuhannya yang ditangani di sana," kata dia.
Hingga saat ini, masih banyak korban Taat Pribadi yang menunggu uangnya yang akan dilipatgandakan itu cair.
Sebagian korban masih meyakini uang mereka akan kembali, sementara itu banyak juga dari mereka sudah sadar menjadi korban penipuan.
"Intinya, Kanjeng Taat sementara tidak dijerat kasus pembunuhan saja tapi juga penipuan. Karena uang langsung setor kepada dia," kata Agus.
Pekan lalu, Taat Pribadi ditangkap kepolisian setempat karena diduga sebagai dalang pembunuhan dua mantan anak didiknya.
Saat ini, Taat Pribadi masih diperiksa oleh Polda Jawa Timur untuk kasus tersebut.
Sementara, Bareskrim Polri menangani dugaan penipuannya.(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)