Pikat Pembeli, Istri Kapolda Jabar "Nyinden"
Di stan Bhayangkari Polda Jawa Barat, Ketua Bhayangkari Polda Jabar, Ruthy Bambang Waskito punya cara sendiri untuk memikat para pembeli.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di hari terakhir Bazaar Bhayangkari, berisi pameran karya kreatif dan etnik Bhayangkari se-Indonesia dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari ke 64, Selasa (4/10/2016) di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, para pengunjung makin membludak.
Pantauan Tribunnews.com, hingga siang ini acara tersebut tidak hanya disesaki para ibu Bhayangkari yang menggunakan baju pink, tapi juga masyarakat umum yang hendak berbelanja hasil karya dari para ibu Bhayangkari di seluruh Polda se-Indonesia.
Terlebih ada pula kegiatan perpanjangan SIM A maupun C yang gratis, asalkan memiliki voucer berwarna merah muda yang sebelumnya sudah dibagikan ke beberapa Polres, seperti Polres Jakarta Selatan.
Ada hal berbeda di stan Bhayangkari Polda Jawa Barat, Ketua Bhayangkari Polda Jabar, Ibu Ruthy Bambang Waskito punya cara sendiri untuk memikat para pembeli berkunjung ke standnya.
Tanpa canggung, Ruthy duduk lesehan di bawah bersama dengan beberapa penyanyi dan pemain gamelan khas Jawa Barat. Berbekal teks lagu di ponselnya, Ruthy melantunkan lagu-lagu kesenian dari tanah Pasundan.
Aksi memukau dan suara Ruthy yang merdu sukses membuat para pengunjung mengerubungi stand miliknya. Mereka tidak ragu mengapresiasi kebolehan istri Kapolda Jawa Barat, Irjen Bambang Waskito beryanyi.
Di stand tersebut selain mempertontonkan kesenian daerah, ada pula seorang ibu Bhayangkari yang asyik membatik motif khas Jawa Barat. Dengan telaten, ibu yang menggunakan pakaian pink ini memegang canting dan membatik di sehelai kain.
Berkeliling ke stand lainnya, milik Bhayangkari Polda Papua, beberapa ibu Bhayangkari disana menggunakan pakaian khas papua hingga topi cenderawasih untuk menarik pembeli.
"Ayo bu, silahkan ini barang-barang asli dari Papua, silahkan dilihat. Kami bawa ini langsung dari Papua, terbang enam jam dari sana ke Jakarta," ucap seorang ibu Bhayangkari sambil menawarkan topi cenderawasih ke pengunjung.