KontraS Nilai TNI Masih Melakukan Kekerasan yang Konstan
Kami masih menemukan suatu kecenderungan klasik dari kekerasan yang dilakukan TNI
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai dalam kurun waktu setahun terakhir, TNI masih melakukan tindak kekerasan.
Hal itu disimpulkan atas survey yang dilakukan KontraS di dua media sosial (Facebook dan Twitter), sehari sebelum HUT TNI ke-71 yang jatuh hari ini, Rabu (5/10/2016).
"Kami masih menemukan suatu kecenderungan klasik dari kekerasan yang dilakukan TNI baik secara institusi maupun personel dalam setahun terakhir," kata Wakil Koordinator KontraS, Puri Kencana Putri di Sekretariat KontraS, Jalan Kramat II, Kwitang, Jakarta Pusat.
Tanggapan netizen dalam pertanyaan "Sepakatkah kamu bahwa TNI telah bergerak maju menuju profesional dan transparan dalam kerja dan kebijakannya?" di Twitter @KontraS, membuat Kontras memaparkan 197 peristiwa kekerasan dengan 1.087 korban.
"Kami memantau wilayah tempat terjadi kekerasan paling banyak di Sumatera Utara (43 peristiwa) dan Jawa Barat (26 peristiwa)," kata Puri.
Kekerasan terbanyak disusul Jakarta dengan 19 peristiwa, Papua (17 peristiwa), Sulawesi Selatan (16 peristiwa) dan Jawa Timur sebanyak 15 peristiwa.
"Ini didominasi penganiayaan, intimidasi, pembubaran paksa, penyiksaan, penangkapan sewenang-wenang dan penembakan," katanya.
Tindak pelanggaran juga terlihat di 21 kasus utama yaitu intimidasi kepada jurnalis, bisnis proteksi kepada perusahaan yang terlibat pembakaran hutan dan lahan, penggunaan alat kekerasan secara sewenang-wenang dan penyiksaan warga sipil di wilayah konflik.