Peran Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat Harus Ditingkatkan
Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-5 Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) untuk Wilayah IV A Jawa Barat, dibuka oleh Gubernur Jawa Barat.
Editor: Content Writer
Acara muswil berlangsung di Gedung Aptisi Wilayah IV A Jabar, Jalan Cipadung Indah No. 4 Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (18/10/16).
Dalam sambutannya pada pembukaan acara Muswil, Aher mengatakan peran negara khususnya dalam bidang pendidikan tinggi telah diambil sebagian besarnya oleh PTS kita.
"Pendidikan harus terus kita perbaiki terutama pada tingkat perguruan tinggi dan Perguruan Tinggi Swasta telah mengambil peran negara begitu besar. Termasuk tingkat APK (Angka Partisipasi Kasar) di Jabar juga bisa naik berkat swasta," kata Aher.
Hal ini menjadi wajar, 97% persen dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia adalah PTS dan hanya 3% negeri.
Sementara jumlah mahasiswa ada 70% persen diantaranya mengenyam pendidikan tinggi di swasta, dan hanya 30% kuliah di PTN.
"Maka tanpa PTS Jawa Barat akan terpuruk," jelas Aher.
Untuk itu, diperlukan fokus pengembangan terhadap perguruan tinggi swasta di Indonesia.
Menurut Aher, peran negara perlu dikuatkan untuk mengembangkan PTS, sehingga akan setara dengan PTN.
"Ketika negara sudah diuntungkan dengan hadirnya PTS mewakili peran negara, maka sekarang tinggal negara mengokohkan peran PTS tersebut dengan cara memprogramkan dan mengokohkan kesetaraan perlakuan untuk kesetaraan kualitas demi masa depan bangsa," katanya.
Sementara itu, Ketua Aptisi Wilayah IV A Jawa Barat sekaligus Ketua Aptisi Pusat, Budi Djatmiko mengemukakan, pola pengembangan pendidikan di Indonesia salah dalam strategi, sehingga dunia pendidikan Indonesia jauh tertinggal dengan negara lain.
Menurut Budi, selama ini pengembangan perguruan tinggi Indonesia hanya fokus pada bidang akademik tanpa mengedepankan pula bidang vokasinya.
"Di Indonesia ada 4.500 perguruan tinggi swasta dan negeri. Perguruan Tinggi Negerinya 170, sisanya swasta sekitar 4.330 dan memiliki 2.370 program studi dan 95 persennya adalah mengandalkan pendidikan akademik dan sisanya lima persen pendidikan vokasi," tutur Budi.
Budi menjelaskan, kondisi ini terbalik dengan negara-begara seperti Jerman, Jepang, dan Korea.
Pendidikan vokasi 15% dan akademik 85%, sementara kebutuhan dunia akan tenaga akademik seperti dosen dan tenaga riset hanya 5% dan kebutuhan dunia akan tenaga teknis mencapai 95%.
Dengan kondisi tersebut, harus ada perubahan yang dilakukan.
Rencananya tahun depan pemerintah pun akan moratorium pembukaan Prodi S-1 tetapi hanya untuk Diploma III dan IV Spesilias 1 dan 2.
Muswil Aptisi Wilayah IV A Jawa Barat ini dihadiri oleh ratusan utusan 360 PTS di Jawa Barat ruang lingkup Bogor, Cianjur, Sukabumi, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Bekasi, Karawang, Banung Barat, Cimahi, Bandung Timur, Bandung Selatan, Sumedang, Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis.
Agenda utama Muswil ini yaitu memilih pengurus Aptisi Wilayah IV A Jawa Barat periode 2016-2020.(*)