SBY Beberkan Soal TPF Munir Bersama Bekas Pejabatnya
Pantauan Tribunnews.com, mengenakan kemeja batik berwarna dasar coklat, SBY bicara di podium pendopo rumahnya.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono didampingi sejumlah pejabat di masanya menjabat, memberikan keterangan soal polemik keberadaan dokumen laporan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, di kediamannya, Cikeas, Jawa Barat, Selasa (25/10/2016).
Mereka yang duduk disamping kanan SBY saat menjelaskan kasus Munir adalah, mantan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, mantan Kepala BIN Syamsir Siregar, mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri.
Pantauan Tribunnews.com, mengenakan kemeja batik berwarna dasar coklat, SBY bicara di podium pendopo rumahnya.
Diberitakan sebelumnya, lewat Twitter pribadinya, SBY bereaksi setelah namanya disebut sejumlah media terkait keberadaan dokumen TPF.
SBY mengatakan, sejak ramainya pemberitaan media dan perbincangan publik tersebut, dia bersama mantan pejabat di Kabinet Indonesia Bersatu mulai menyiapkan penjelasan terkait dokumen TPF Munir.
"Kami buka kembali semua dokumen, catatan, dan ingatan kami apa yang dilakukan pemerintah dalam penegakan hukum kasus Munir," tulis SBY.
SBY pun berusaha menyegarkan ingatannetizen mengenai mendiang Munir yang meninggal ketika menuju Amsterdam, Belanda, saat menumpang pesawat Garuda Indonesia pada 7 September 2004.
"Ketika aktivis HAM Munir meninggal, saya masih berstatus sebagai capres. Tiga minggu setelah jadi Presiden, Ibu Suciwati (istri almarhum) temui saya," kata SBY.
"Kurang dari seminggu setelah pertemuan itu (TPF Munir belum dibentuk) kita berangkatkan Tim Penyidik Polri ke Belanda," ujarnya.
Adapun aktivitas pemerintah dan penegak hukum selanjutnya, kata SBY, akan segera disampaikan kepada publik.
"Penjelasan yang akan kami sampaikan dalam 2-3 hari mendatang, haruslah berdasarkan fakta, logika & tentunya juga kebenaran," kicau SBY.