Dua Perempuan Ini Sandang Pangkat Jenderal di Institusi Kepolisian
"Jumlah Polwan berpangkat bintang dulu seluruhnya ada 10, satu diantaranya Bu Basaria, KPK, dulu kan sempat bintang dua."
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari seluruh Polwan se Indonesia ternyata hanya ada dua yang berpangkat jenderal bintang satu, siapa mereka?
Pertama, Brigadir Jenderal Ida Utari yang bertugas sebagai Direktur Bagian Rehabilitasi BNN dan Brigjen Sri Handayani, Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Kasetukpa) Polri.
Terlebih baru saja pada Selasa (25/10/2016) kemarin, Sri Handayani mendapat award kenaikan pangkat dari Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Saat pelantikan Sri Handayani di Rupatama Mabes Polri, Ida Utari menyempatkan diri hadir, mereka sempat foto bersama.
Ditemui usai pelantikan, Brigadir Jenderal Ida Utari membocorkan bawah jumlah Polwan berpangkat jenderal bintang satu sangat sedikit.
"Jumlah Polwan berpangkat bintang dulu seluruhnya ada 10, satu diantaranya Bu Basaria, KPK, dulu kan sempat bintang dua. Tapi semuanya sekarang sudah pensiun. Tinggal dua yang aktif, saya dan Bu Sri Handayani," ungkap Ida Utari.
Ida Utari yang sudah tiga tahun bertugas di BNN ini ternyata bukan dari lulusan Akademi Ilmu Kepolisian (Akpol).
Bahkan Ida Utari juga tidak segan membocorkan kiat-kiatnya sehingga bisa mendapat posisi bintang satu di pundaknya.
"Saya bukan dari Akpol, tapi dari Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) angkatan 87. Intinya kalau mau berkarir bagus ya harus bekerja yang terbaik, iklas dan jangan lupa berdoa. Karena pangkat itu titipan dan amanah," terang Ida Utari.
Ditanya soal bagaimana nantinya apabila pimpinan Polri menarik dirinya untuk bertugas kembali di Institusi Polri, ? Misalnya penempatan sebagai Kapolda? Merespon itu, Ida Utari menjawab dirinya siap ditempatkan dimana saja.
"Dimanapun nantinya ditempatkan, saya siap. Kami Polwan harus punya warna dan berarti bagi masyarakat. Itu yang terpenting," tegas Ida Utari.
Selanjutnya Ida Utari juga mengimbau seluruh Polwan di Indonesia agar tekun melakukan tanggung jawab dan tugasnya.
"Rekan-rekan Polwan, bekerjalah dengan tekun. Jangan lupa sekolah, tempuh sekolah dengan baik. Diiringi dengan doa dan kerja iklas," imbuhnya.
Yang kedua adalah Brigjen Sri Handayani yang kini menjabat Kasetukpa Polri. Dia juga buka-bukaan soal kiat-kiatnya untuk bisa berprestasi.
Tidak main-main, lantaran cemerlang dan karirnya berprestasi, Sri Handayani sempat menjadi bahan rebutan.
Sri Handayani tidak menampik dirinya diperebutkan untuk bertugas di institusi Polri serta di luar institusi Polri, seperti STPDN.
"Sebenarnya dimanapun saya ditempatkan, itu kewenangan Pak Kapolri. Tentunya beliau punya kriteria sendiri mengapa saya ditempatkan sebagai Kasetukpa," ucap Sri Handayani.
Sri Handayani melanjutkan selama berkarir dan mengabdi sebagai anggota Polri, sebelumnya ia pernah bertugas di STPDN, Lemdikpol hingga Sekolah Polwan.
Menurutnya dimanapun dia bertugas, dia selalu berupaya semaksimal mungkin mengemban amanat dengan baik.
"Dalam pelaksanaan tugas dimanapun, pada prinsipnya harus tanggung jawab, bersih, akuntabel dan humanis," terang Sri Handayani.
Hal utama yang harus diingat dan selalu diterapkan dalam tugas yakni lepas dari korupsi, nepotisme, tranparan, akuntabel, tidak arogan serta mengedepankan HAM.
Poin-poin itu selalu dijalankan Sri Handayani. Dia meyakini kerja kerasnya dan menjalankan point tadi turut andil memuluskan jenjang karirnya menjadi jenderal bintang satu.
Terakhir, Sri Handayani juga berpesan agar para Polwan lain meneladan kinerja dan jenjang karirnya. Karena jumlah Polwan berpangkat bintang di Polri sangatlah minim.
"Pesan saya untuk Polwan yang lain, pahami tugas dari pimpinan. Jalankan secara profesional, saya yakin pasti jenjang karir akan baik. Jadikan saya sebagai barometer Polwan yang berhasil dan silahkan monitor tugas-tugas saya," tambahnya.
Caption :Brigjen Ida Utari, Direktur Bagian Rehabilitasi BNN dan Brigjen Sri Handayani, Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Kasetukpa) Polri.