Pemimpin Umat Beragama Serukan Pilkada Damai
Ketua PBNU, Marsudi Syuhud dalam kesempatan tersebut mengingatkan bahwa yang diinginkan semua pihak adalah membangun Indonesia lebih baik.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pemimpin umat beragama berkumpul di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2016), untuk menyerukan agar masyakarat tetap menjaga kerukunan selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.
Ketua PBNU, Marsudi Syuhud dalam kesempatan tersebut mengingatkan bahwa yang diinginkan semua pihak adalah membangun Indonesia lebih baik lagi.
Hal itu bisa dicapai, salah satunya bila semua umat beragama bisa saling rukun sehingga tercipta keadaan yang ideal untuk pembangunan.
"Kita semua menginginkan bahwa Indonesia ini dalam kondisi apapun, kita tenang aman dan nyaman, sehingga betapapun kita belum sependapat atau kita tidak sependapat atau kita beda pendapat dan pendapatannya, itu tetap bisa terkontrol baik," katanya.
Ia juga menyerukan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh ajakan-ajakan yang bisa mengancam kehidupan keberagaman di Indonesia.
Masyarakat yang menerima informasi-informasi negatif terhadap kelompoknya, disarankan untuk mengklarifikasi langsung informasi tersebut sebelum naik pitam.
Sekjen Perwakilan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Gomar Goeltom dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa mengkaitkan agama dengan politik, harusnya dilakukan dengan cara menularkan nilai-nilai positif agama, terutama moral dalam pesata demokrasi.
Namun agama tidak seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis.
"Karena itu saya mengimbau pemimpin-pemimpin agama untuk jangan mengobankan agama untuk kepentingan sesaat," terangnya.
Sekjen Konfrensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Antonius Subianto Bunjamin mengingatkan bahwa Pilkada adalah pesata demokrasi yang seharusnya disambut dengan suka cita oleh masyarakat.
Ia mengimbau umat untuk menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar.
"Manjadi pemilih yang cerdas dan bernas, menggunakan akal budi, menggunakan suara hati dan mendengarkan akal dan dorongan roh suci sendiri, sehingga pemimpin yang terpilih itu pemimpin yang biijaksana," katanya.
Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Uung Sendana yang juga hadir di acara tersebut mengingatkan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang selalu berusaha memecah belah bangsa.
Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat untuk memegang teguh persatuan, termasuk dalam menghadapi Pilkada.