Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hayono Isman Mengaku Sudah Mundur dari Partai Demokrat Sebelum Dipecat

"Jadi, sebenarnya tidak perlu pemecatan karena saya sudah lebih dulu mundur dari Partai Demokrat," kata Hayono

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Hayono Isman Mengaku Sudah Mundur dari Partai Demokrat Sebelum Dipecat
KOMPAS IMAGES
Hayono Isman. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA —Hayono Isman mengatakan, Partai Demokrat tidak perlu melakukan pemecatan terhadap dirinya.

Pasalnya, ia sudah mengundurkan diri sebagai anggota Demokrat sebelum adanya putusan Dewan Kehormatan Partai.

Hayono mengaku menyampaikan secara lisan pengunduran diri dari keanggotaan partai saat dipanggil oleh Komisi Pengawas Demokrat pada 19 Oktober 2016.

Lalu, pada 20 Oktober, Hayono langsung mengirimkan surat pengunduran diri kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Jadi, sebenarnya tidak perlu pemecatan karena saya sudah lebih dulu mundur dari Partai Demokrat," kata Hayono saat dihubungi, Sabtu (29/10/2016).

Hayono mengaku tidak tahu alasan Dewan Kehormatan Demokrat tetap memutuskan untuk memecatnya. Ia menduga hal itu dilakukan untuk menjaga citra partai.

Selain Hayono, Dewan Kehormatan juga memutuskan pemecatan Ruhut Sitompul. Putusan pada 24 Oktober itu diteruskan ke DPP Demokrat.

Berita Rekomendasi

Hayono berharap SBY tidak perlu lagi menindaklanjuti keputusan Dewan Kehormatan itu.

"Karena saya sudah mengundurkan diri. Suratnya sudah di tangan beliau (SBY) kok," kata Hayono.

Hayono mengaku mundur dari partai karena berbeda pandangan dengan Demokrat terkait pemilihan gubernur DKI Jakarta.

Hayono memilih mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, sementara Demokrat mendukung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Hayono mengatakan, perbedaan pandangan seperti ini sebenarnya adalah hal biasa di Demokrat.

Saat Pilkada DKI 2012, Hayono juga sudah menyatakan dukungan kepada Joko Widodo yang berpasangan dengan Ahok. Sementara itu, Demokrat mendukung Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Begitu juga saat Pilpres 2014, Hayono mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, sementara Demokrat memilih netral.

Namun, mantan peserta Konvensi Capres Demokrat itu heran kenapa perbedaan pandangan yang terjadi saat ini justru dipermasalahkan.

"Orang bisa mengatakan, apakah ini karena yang dicalonkan adalah putra Ketum?" ucap Hayono.

Penulis: Ihsanuddin

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas