Panglima TNI: Kebhinekaan Kita Digoyang-goyang
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan, banyak negara iri dengan kondisi Indonesia saat ini.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan, banyak negara iri dengan kondisi Indonesia saat ini.
Pertumbuhan ekonomi nasional yang positif di tengah perlambatan perekonomian global dan melimpahnya kekayaan sumberdaya alam, membuat Indonesia mulai diperebutkan oleh berbagai kepentingan.
"Yang didorong adalah kondisi dalam negerinya. Kebinekatunggalikaan kita digoyang-goyang, ini yang bikin bangsa asing masuk," ujar Gatot di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Baca: Panglima TNI: Bisa Jadi Bukan HMI, Hanya Pakaiannya Saja
Baca: Panglima TNI: Prajurit TNI dan Polri Selalu Melindungi Rakyat
Ia melihat upaya untuk menggoyang kebhinekaan Indonesia sama seperti yang terjadi di beberapa negara timur tengah antara lain Libya, Irak, dan Suriah.
Meski tidak menyebut langsung upaya apa yang dimaksud, Gatot mengatakan bahwa sejumlah tokoh sudah mengingatkan akan terjadinya kondisi seperti saat ini.
"Kelebihan ini lah yang menjadi ancaman juga karena Presiden Soekarno mengatakan bahwa kelak negara-negara di dunia akan iri terhadap kekayaan indonesia," kata Gatot.
"Presiden Jokowi pada saat disumpah di Senayan (DPR/MPR) dalam pidatonya mengatakan kaya akan sumber daya alam (bisa) menjadi petaka. Dan sekarang indonesia diperebutkan dari berbagai lini," lanjutnya.
Gatot datang ke Kantor Pusat Ditjen Pajak lantaran diminta untuk menyampaikan wawasan kebangsaan kepada para pegawai pajak di acara Rapat Pimpinan Ditjen Pajak 2016.
Salah satu hal penting yang ia sampaikan ke pegawai pajak yakni tentang kondisi terkini keamanan, termasuk persoalan upaya menggoyang kebhinekaan Indonesia.
Ia berharap para pegawai pajak bisa menyikapi kondisi tersebut dengan tetap bekerja keras meningkatkan penerimaan negara. Seperti diketahui, penyumbang terbesar penerimaan negara berasal dari pajak.
"Ini yang bisa saya sampaikan sehingga diharapkan seluruh kepala kantor, eselon 2, 3, bisa mengetahui benar bangsa ini memang terancam, karena semua butuh bangsa ini," tandas Gatot.
Penulis: Yoga Sukmana