Pemprov Jawa Barat akan menjadi tuan rumah (host) bagi delegasi acara “The 26h Workshop on Managing Potential conflict in The South China Sea” pada sejumlah titik di Kota Bandung, 15 s.d 17 November 2016.

Kementrian Luar Negeri sebagai penyelenggara memercayai Pemprov Jabar dalam memfasilitasi workshop kerjasama terkait reduksi dampak konflik Laut Cina Selatan yang akan dihadiri beberapa delegasi yakni Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Taiwan, Malaysia, Singpura, Kamboja, dan Myanmar.

Menurut Robby Sakti, Kasubag Kerjasama dengan Badan Lembaga Luar Negeri Pemprov Jabar mengatakan, persiapan akhir dilakukan antara lain rapat koordinasi terakhir pihak Pemprov Jawa Barat di Gedung Sate, Kamis (10/11/2016) siang.

“Anggota delegasi akan segera melakukan penandatanganan dimulai Minggu, 13 November besok. Jadi, mau tidak mau hari ini rapat koordinasi terakhir. Delegasi akan datang tanggal 13 November dengan berbagai kendaraan. Pesawat, kereta, dan bus dari Jakarta. Sabtu dan Minggu besok kan libur, jadi harus segera," katanya setelah memimpin rapat tersebut.

Menurut dia, penyelenggaraan workshop berada di bawah Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementrian Luar Negeri. Sementara peran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah fasilitator saat welcoming dinner dan konferensi pers.

“Peran Pemprov Jabar lebih memberi fasilitas untuk acara welcoming dinner dan konferensi pers dari Kemenlu. Jadi, nggak secara langsung terlibat dalam workshop tersebut,”ujar Robby.

Workshop sendiri akan membahas seputar dampak konflik Laut Cina Selatan kerjasama apa yang dapat dilakukan dari negara-negara yang terlibat di dalamnya. Isu workshop tidak tertuju langsung konflik karena Indonesia bukan negara yang terlibat di situ. Tapi isunya lebih terkait membangun kerjasama di kawasaan Asia Tenggara seputar laut tersebut.

Persiapan telah dilakukan sejak Oktober lalu ketika Kementrian Luar Negeri bertemu Wakil Gubernur untuk menunjuk Bandung sebagai tuan rumah dan Pemprov yang memberi sambutan pada acara welcoming dinner.

“Persiapan sudah dari Oktober. Awalnya ada pertemuan dari Kemenlu dengan Wagub Deddy Mizwar. Minta kalo Pemprov Jabar jadi tuan rumah di sini. Wagub setuju. Gubernur akan memberi sambutan di welcoming dinner di situ. Jadi, Pemprov Jabar baru terlibat aktif pada hari Selasa,” kata Robby.

Bandung, kata dia, terpilih sebagai tuan rumah karena memiliki tempat representatif. Transportasi pun terhitung bisa efektif efisien. Kedatangan delegasi dari Jakarta ke Bandung sendiri difasilitasi dari Kemenlu, sehingga Bandung dijadikan pilihan utama setelah biasanya di Bali.

Para delegasi dan peserta workshop akan dijamu makanan khas Jawa Barat, pemberian souvenir, dan tari-tarian seperti Jaipong dan Topeng.

“Kita kan punya keragaman budaya, kuliner, tempat pariwisata itu bisa dijual. Tentu secara tidak langsung jadi ajang promosi bagi negara-negara yang terlibat konflik di Laut China Selatan agar lebih sering ke Jawa Barat. Sambutan dari Gubernur Jawa Barat pun nanti akan diarahkan pada pembukaan penerbangan dari Cina ke Bandung,” ungkapnya.

Dari pihak Provinsi Jawa Barat sendiri, persiapan dinilai sudah rampung. Koordinasi rapat tadi siang dilakukan dengan Biro HPU, Disparbud, BPMPT, pihak jamuan, protokoler, Satpol PP, dan semuanya menyatakan siap menyambut tamu negara. (*)