Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemprov Jabar Terus Mendorong Industri Kreatif dan Digital Melalui Perguruan Tinggi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berkomitmen dan mendorong dunia pendidikan di Jawa Barat untuk mengembangkan industri kreatif dan digital art.

Editor: Content Writer
zoom-in Pemprov Jabar Terus Mendorong Industri Kreatif dan Digital Melalui Perguruan Tinggi
dok. Pemprov Jabar
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar saat dia membuka Bandung Creative Movement (BCM) 2016 yang digelar oleh Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom di Hotel Papandayan, Jl. Gatot Subroto No. 83, Kota Bandung, Senin (14/11/16). 

Melalui perguruan tinggi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berkomitmen dan mendorong dunia pendidikan di Jawa Barat  untuk mengembangkan industri kreatif dan digital art.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar hal tersebut penting dan strategis mengingat industri kreatif saat ini menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi.

Hal ini diungkapkan oleh Deddy saat dia membuka Bandung Creative Movement (BCM) 2016 yang digelar oleh Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom di Hotel Papandayan, Jl. Gatot Subroto No. 83, Kota Bandung, Senin (14/11/16).

Untuk itu, pemprov pun berniat untuk melakukan kerjasama dengan Universitas Telkom menggelar event berskala internasional, yaitu Bandung International Digital Art Festival (Bidaf) tahun depan.

"Ekonomi kreatif saat ini memegang peranan penting untuk pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan cukup signifikan kontribusi kepada PDB," ungkap Deddy usai pembukaan BCM.

"Untuk itu, saya mendukung ini (BCM) sekaligus tadi saya juga berbicara dengan Pak Dekan Fakultas Industri Kreatif dan Pak Rektor Universitas Telkom untuk bisa kerjasama yang sekarang sudah digelar pemprov yaitu Bidaf," lanjutnya.

Deddy mengatakan bahwa saat ini belum ada perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Fakultas Digital Art.

Sementara untuk level Asia Tenggara, hanya Thailand yang memiliki perguruan tinggi dengan Fakultas Digital Art.

Dia pun mendorong dan meminta kepada perguruan tinggi, khususnya yang ada di Jawa Barat agar bisa mengembangkan secara ilmiah salah satu produk dari industri kreatif tersebut.

"Kemudian kami juga mendorong bagaimana selain mungkin jadi program studinya di Fakultas Industri Kreatif Telkom University untuk mengembangkan digital art. Sebab di Asia Tenggara ini multimedia atau new media ini sudah mengarah ke sana, hanya belum ada perguruan tinggi di Indonesia yang punya prodi itu. Di Asia Tenggara hanya Thailand," papar Deddy.

Sementara itu, Deddy pun menilai penyelenggaraan BCM 2016 sebagai momentum sangat penting dan strategis untuk pengembangan ekonomi kreatif di Jawa Barat.

Konferensi Internasional Industri Kreatif ini mengangkat Tema: “Multidisciplinary Design: Harmonizing design in today’s society, technology and business” (Desain Multidisiplin untuk mengharmonisasikan desain dengan kondisi sosial, teknologi dan industri pada saat ini).

“Ini inisiatif yang sangat bagus diselenggarakan oleh Telkom University khususnya di Fakultas Industri Kreatif,” ujar Deddy.

BCM ketiga ini dihadiri oleh para pelaku kreatif, seperti praktisi dan akademisi ilmu kreatif dari beberapa negara. Diantaranya Josyance Frans (Kepala Hubungan Internasional Cite du Design and Saint-Etience School of Arts and Design atau Esadse), Kittiratana Pitupanisch (Direktur Pegembabgan Desain dan Bisnis Kreatif, Thailand Creative and Design Center atau TCDC), Takaki Mori (Direktur Japan Package Design Association, JPDA), Zachari Haris Ong (ico-D President Elect Malaysia), William Harald-Ong (Founder & Chairman Design Alliance Asia Urban Indentity), Hastjarjo Boedi Wibowo (Kepala Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual atau Aidia), dan Agus Achmad Suhendra (Dekan Fakultas Industri Kreatif Telkom University, serta beberapa pembicara lainnya.

Dekan Fakultas Industri Kreatif Univesitas Telkom Agus Achmad Suhendra mengatakan bahwa BCM ini merupakan bagian dari komitmen Univeristas Telkom melalui fakultas yang dipimpinnya dalam pengembangan industri kreatif Tanah Air.

Terlebih lagi Bandung sebagai kota kreatif dikenal memiliki masyarakat – khususnya generasi muda yag aktif dan kreatif – dalam berbagai bidang, seperti fesyen dan kuliner.

“Kami mengembangkan disiplin ilmu industri kreatif ini di fakultas kami, karena kami tahu industri kreatif saat ini merupakan era baru dalam ekonomi dunia saat ini. Dan di Indonesia industri kreatif telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB nasional,” kata Agus dalam sambutannya di acara pembukaan BCM.

Sejak tahun 2010 - 2015, ekonomi kreatif mampu memberikan kontribusi rata-rata lebih dari 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya, serta menyerap tenaga kerja rata-rata 10 juta orang. Data tahun 2015 menunjukkan bahwa sektor ekonomi kreatif mampu tumbuh 5,76% dengan nilai tambah Rp 641,8 Triliun atau sekitar 7% dari PDB nasional.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sepanjang tahun 2015 jumlahnya mencapai 11,8 juta orang atau 10,7% dari angkatan kerja nasional.

Aktivitas ekspor sektor ekonomi kreatif juga cukup baik, yaitu mencapai Rp 118 triliun atau sekitar 5,7% dari total ekspor nasional.

Terdapat 16 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi fokus pengembangan di Indonesia, yaitu: musik, fashion, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi, dan radio. Hal tersebut menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis pada ide dan kreativitas.

Saat ini, terdapat tiga subsektor yang memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi kreatif, yaitu kuliner sebanyak 32,4%, fesyen (27,9%), dan kerajinan (14,88%). Pada tahun 2019, Pemerintah pun menargetkan kontribusi ekonomi kreatif bisa mencapai 12%.

Karena itu, subsektor lain juga harus terus dikembangkan, termasuk desain yang terbagi menjadi tiga subsektor.

Sementara dalam kurun waktu tahun 2010 - 2013, Konsumi Rumah Tangga Indonesia terhadap produk-produk kreatif memang terus meningkat, yaitu dari Rp 642,32 Miliar atau 17,63% menjadi Rp 866,54 Miliar atau 17,17%.

“Oleh sebab itu, seiring dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia yang juga potensial menjadi konsumen produk kreatif, para stakeholder terkait disetiap subsektor ekonomi kreatif diharapkan dapat mengangkat nilai-nilai budaya Indonesia sebagai penambah bobot dalam produk kreatif yang diciptakannya,” harap Wagub Deddy Mizwar dalam sambutannya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas