Imparsial: Tidak Tepat Jika yang Berkasus Ahok, yang Hendak Dimakzulkan Jokowi
Menggulingkan rezim berkuasa adalah tindakan yang dalam banyak kasus telah terbukti dapat menghancurkan kehidupan demokrasi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menggulingkan rezim berkuasa adalah tindakan yang dalam banyak kasus telah terbukti dapat menghancurkan kehidupan demokrasi.
Direktur Imparsial Al Araf menilai jika peristiwa itu berlangsung di Indonesia maka seluruh masyarakat akan menanggung akibatnya.
"Terlalu tinggi harga yang dikeluarkan jika penggulingan seperti ini terjadi di Indonesia," ujar Al Araf dalam diskusi yang digelar di Hotel Sofyan Inn, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).
Baca: Roy Suryo Nilai Bagus Kalau Jokowi Temui SBY
Baca: Jokowi di Markas Kopaskhas: Pasukan Semuanya pada Posisi Siap Mengamankan Negara
Baca: Istana: Konsolidasi Politik Jokowi Bukan karena Ada Isu Pelengseran
Penggulingan rezim berkuasa akan berdampak pada ketidakstabilan politik, yang akan menganggu kehidupan bangsa Indonesia.
Al Araf yakin mayoritas masyarakat akan menolak aksi penggulingan.
Menurutnya, penggulingan terhadap suatu rezim di Indonesia bisa diakukan dengan impeachment atau pemakzulan, yang salah satu syaratnya adalah pelanggaran hukum dari sang kepala negara.
Saat ini, rezim yang berkuasa Presiden Joko Widodo tidak terbukti melakukan pelanggaran hukum.
Oleh karena itu, menurutnya tidak tepat bila hanya karena kasus penistaan agama yang saat ini masih ditangani polisi, Basuki Tjahja Purnama sebagai terlapor lalu kemudian Presiden Joko Widodo yang diancam dimakzulkan.
"Dan saya percaya TNI dan Polri loyal terhadap Presiden," jelasnya.