Jokowi dan Prabowo Bertemu di Istana, Politisi PDIP Sebut 'Lanjutan Diplomasi Tunggang Kuda'
Pertemuan kedua sosok yang pernah menjadi rival pada Pilpres tahun 2014 ini terlihat penuh dengan keakraban.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo, Kamis (17/11/2016) siang, melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Pertemuan kedua sosok yang pernah menjadi rival pada Pilpres tahun 2014 ini terlihat penuh dengan keakraban.
Ketua DPP Politikus PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, melihat undangan balasan dari Presiden Jokowi kepada Prabowo di Istana sebagai lanjutan diplomasi 'Tunggang Kuda'.
Pertemuan awalnya saat Presiden Jokowi dan Prabowo bertemu di Hambalang, Bogor, Senin (31/10/2016) lalu sambil naik kuda.
"Lanjutan Diplomasi Tunggang Kuda," ujar anggota DPR RI ini kepada Tribunnews.com, Kamis (17/11/2016).
Kunjungan balasan Prabowo ke Istana sekaligus makan siang bersama Presiden, menurut anggota Komisi I DPR RI Ini, menunjukkan hubungan kedua tokoh yang pernah bersaing dalam pilpres 2014 ini, semakin akrab.
"Menunjukkan hubungan kedua tokoh yang pernah bersaing dalam pilpres 2014 ini, semakin akrab," kata Andreas Pareira.
Lebih lanjut Andreas, Pareira menilai pertemuan dengan Prabowo dan tokoh-tokoh politik maupun kunjungan Presiden ke tokoh-tokoh Islam, tokoh masyarakat dan kesatuan-kesatuan strategis TNI-Polri, mempunyai sejumlah arti.
Yakni menunjukan keseriusan Presiden dalam memecahkan permasalahan yang muncul akhir-akhir ini.
Presiden juga ingin menghadang melebarnya isu yang akhir-akhir ini melebar kepada impeachment Jokowi.
Dengan bertemu tokoh-tokoh islam, tokoh politik dan kesatuan-kestuan TNI-Polri menunjukkan Presiden bertemu dengan figur pemimpin maupun kelompok yang tepat untuk bersama-sama menjaga tegaknya NKRI.
"Menjaga kebhinekaan Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya ketika pertemuan di Hambalang, Andreas melihat kunjungan Presiden Jokowi ke kediaman Prabowo yang juga pesaingnya dalam pilpres 2014 itu memiliki makna penting dan urgen untuk situasi negara saat ini.
Apalagi melalui pertemuan ini, kedua pemimpin ini mampu mengatasi egonya masing-masing untuk kepentingan yang lebih besar bagi bangsa dan negara.
Sebagai Presiden, imbuhnya, Jokowi menunjukkan kerendahan hati dan sikap gentleman untuk berbicara dengan figur yang tepat untuk bersama meredakan berbagai ketegangan politik.
Ini menunjukkan intuisi politik yang tajam.
"Reaksi Prabowo yang penuh persahabatan menyambut Jokowi menunjukan sikap kenegarawanan Prabowo," kata Andreas.
Pertemuan yang kemudian diekspresikan dengan sikap yang sama dalam memandang demonstrasi sebagai ekspresi kehendak rakyat, penegakan hukum dan keamanan, ketertiban masyarakat paling tidak memberi kesejukan di tengah isu-isu demonstrasi besar pada 4 November.
"Pertemuan diakhiri dengan bersama menunggang kuda menunjukan bahwa upaya kedua pemimpin ini untuk mau saling memahami dan mengajak rakyatpun lebih rileks menghadapi situasi ini," jelasnya.