Januari 2016: Surat Dokter Cantik untuk Jokowi Hingga Kaesang Berdiri Karena tak Kebagian Kursi
Dalam berita tersebut disebutkan bahwa Indah Puspitasari, melalui akun Facebooknya menulis sebuah surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS. COM - Awal tahun 2016 publik sempat dihebohkan dengan beredarnya surat terbuka dari seorang dokter perempuan asal Kota Bontang, Kalimantan Timur yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo.
Berita itu sempat populer di Tribunnews dengan judul Surat Terbuka dari Dokter Cantik ke Presiden Jokowi Ini Mendadak jadi Viral di Internet.
Dalam berita tersebut disebutkan bahwa Indah Puspitasari, melalui akun Facebooknya menulis sebuah surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo.
Surat itu diposting di laman Facebooknya pada 6 Januari 2016 pukul 12.46 Wita.
Surat terbuka ini bahkan menjadi viral dan dengan cepat menyebar di internet.
Dalam suratnya itu Indah tidak hanya sedang menyuarakan tentang BBM, tapi juga membisikkan kepada seluruh masyarakat bahwa masih banyak sekali fasilitas mendasar yang tidak merata pada daerah Indonesia di luar Jawa dan Bali.
Sekalipun itu adalah provinsi penghasil devisa dan terkaya di negeri ini.
Sampai keluar jargon yang sebenarnya miris juga kalau dibaca,
“Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke. Tapi, Indonesia Raya hanya ada di Jawa-Bali”, tulisnya.
Curhatan Indah yang viral itupun mendapatkan reaksi beragam saat itu.
Ada yang mendukung curhatan tersebut sebagai bentuk kritik kepada pemerintah.
Ada pula yang mengusulkan menyampaikan keluhan tersebut di tingkat kota/provinsi terlebih dahulu.
Begini isi surat tersebut:
Surat Terbuka:
YSH Bapak Presiden Joko Widodo
Sebelumnya saya ucapkan selamat atas syukuran 7 bulanan anak Bapak.
Doa tulus saya Semoga semuanya sehat hingga lahiran nanti..
Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri saya.
Nama saya Indah Puspitasari, saya seorang dokter umum sekaligus Ibu dari 2 anak jagoan. Saya bekerja di salah satu RS swasta di Kota Bontang. Salam kenal, Pak.
Bapak Jokowi, sebagai Presiden yg dekat dengan rakyat, saya mau Bapak tahu apa yg kami alami di daerah dan mungkin juga di daerah lain di Indonesia.
Sudah sejak 3 hari ini kota Bontang selalu kekurangan BBM.
Baik itu premium yang katanya untuk rakyat kurang mampu,maupun jenis BBM lainnya spt Pertalite dan Pertamax.
Akibat keadaan ini, SPBU yang berjumlah 5 lokasi, selalu terjadi antrian panjang.
Bukan itu saja, seringnya malah stok BBM habis dengan alasan kuota.
Saya bukannya rakyat yg senang berdiri di atas penderitaan orang lain.
Saya masih tahu diri dengan mengisi bbm kendaraan saya dengan pertalite ataupun pertamax.
Namun kedua jenis BBM yang harganya lumayan mahal tsb juga srg sulit kami dapatkan.
Kondisi ini membuat para pengguna Pertalite ataupun Pertamax beralih menggunakan Premium.
Hal ini memperparah kondisi antrian Premium dan membuat Program Premium yang katanya hanya untuk masyarakat kurang mampu tidak berjalan.
Dan ini bukan kesalahan rakyat, Pak.
Asal Bapak tahu, di Kota Bontang tidak banyak pilihan kendaraan umum,Pak. Mungkin di daerah seperti Pulau Jawa-Bali, ada Bussway, commuter, becak, delman, ojek, taxi, angkot, dan bus kota gampang ditemukan.
Namun tidak dengan kota kami,Khas kota kecil. Sehingga satu-satunya kendaraan pilihan kami ya hanya kendaraan pribadi.
Kami cukup tahu diri,Pak. Dengan berusaha tidak menghambur-hamburkan BBM di mobil kami.
Kami biasakan berangkat kerja dan mengantar anak sekolah (keduanya sekolah di SD yang sama) dengan 1 kendaraan.
Hal ini kami lakukan demi mendukung program Pemerintah dan semoga juga dilakukan orang lain.
Tapi tindakan ini bikin saya hopeless karena tetap saja kota Bontang sering susah BBM.
Seperti saat saya tulis surat terbuka ini,saya dengan sangat terpaksa meninggalkan jam kerja dan mengantri di satu-satunya SPBU yang masih menyediakan Pertamax sdgkan BBM jenis lain sdh ludes sejak semalam.
Apalagi SPBU lain yg juga sdh tutup sjk kemarin dengan alasan kuota.
Huuuffhh... Kalimantan Timur, salah satu provinsi yang katanya 'Terkaya' dan 'Penyumbang Devisa Terbesar' ternyata mengalami kesulitan yang menurut saya mendasar sekali.
Mungkin di pulau Jawa-Bali, tidak pernah mengalami kelangkaan BBM ataupun mati listrik. Tp di sini maupun di Bagian Indonesia lain mati lampu adalah kawan sehari-hari.
Hal ini menggelitik ingatan saya terhadap perkataan salah satu kawan saya "Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke.
Tapi, Indonesia Raya hanya ada di Jawa-Bali "
Apakah jargon ini benar, Pak?
Maka kalau ini tidak benar, bantulah hidup kami menjadi lebih tenang dan nyaman tinggal di luar pulau Jawa-Bali. Bukan dengan BLT ataupun sumbangan tetek bengek.
Melainkan dengan melancarkan stok BBM dan listrik shg kami merasakan kenyamanan yang sama yg dirasakan masyarakat yang tinggal di Jawa-Bali.
Demikian Surat ini saya sampaikan, Pak.
Mohon maaf apabila dalam penyampaian saya ada yg kurang berkenan.
Semata-mata karena saya, maupun masyarakat lain juga sama-sama rakyat Indonesia. Punya hak dan kewajiban yg sama dengan rakyat di Jawa-Bali.
Tak hanya Jokowi, kedua anak presiden yakni Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep sempat menjadi perbincangan di awal tahun.
Bukan soal politik, namun mengenai foto yang memperlihatkan keduanya yang rela berdiri di panas.
Berita tersebut juga menjadi populer di Tribunnews dengan judul FOTO: Tak Dapat Tempat Duduk, Dua Anak Presiden Jokowi Rela Berdiri.
Dua anak Presiden Jokowi yang tak mendapatkan tempat duduk rela berdiri di panas saat menemani sang ayah saat menanam kapsul waktu di Merauke beberapa waktu lalu.
Sebab mereka tak mendapat tempat duduk saat menemani sang ayah menanam kapsul waktu di Merauke beberapa waktu lalu.
"Ada sepenggal cerita dari kedatangan Presiden saat penanaman kapsul waktu di Merauke.. 2 Anak Presiden krn tdk dpt kursi, rela berdiri dan panas2an.. Klo Presiden2 sebelumnya tdk mungkin keluarganya dibiarkan bgini.. hehe #Keluargasederhana #Presidensederhana" tulis Peter dalam postingan tersebut.
Dua foto yang menghebohkan itu diunggah oleh akun Facebook bernama Peter Johanes, pada 3 Januari 2016 pukul 9.25.
Banyak netizen yang mengeluarkan opininya masing-masing.
Ada yang menyebut bahwa postingan tersebut mengada-ada, karena tidak mungkin seorang anak presiden tidak mendapatkan jatah tempat duduk.
Adapula yang menganggap bahwa aksi Kahiyang dan Kaesang tersebut merupakan contoh sikap sederhana, dan tidak memanfaatkan jabatan orangtuanya. (*)