Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Analisa BMKG soal Penyebab Gempa 6,5 Skala Richter di Pidie Jaya

Gempa bumi tektonik berkuatan 6,5 Skala Richter(SR) mengguncang wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (6/12/2016) pagi.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ini Analisa BMKG soal Penyebab Gempa 6,5 Skala Richter di Pidie Jaya
SERAMBI INDONESIA/FERIZAL HASAN
Masjid berlantai dua di Desa Meuko Kuthang, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, roboh akibat gempa tektonik yang terjadi pada Rabu (7/12/2016). Gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter yang terjadi pada dini hari tersebut menurut informasi BMKG tidak akan mengakibatkan tsunami. SERAMBI INDONESIA/FERIZAL HASAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa bumi tektonik berkuatan 6,5 Skala Richter(SR)  mengguncang wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (6/12/2016) pagi.

Berdasarkan pengamatan dan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa disebabkan aktivitas sesar (patahan) aktif lokal.

"Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Berdasarkan peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempabumi terdapat struktur sesar mendatar," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Mochammad Riyadi, dalam keterangan pers, Rabu (6/12/2016).

Baca: Gempa Aceh, Suami Istri Terkubur Puing Ruko Berlantai Empat

Menurutnya, hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan gempa bumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault).

"Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut."

Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi terjadi pada pukul 05.03.36 WIB dengan kekuatan 6,5 Skala Richter.

Pusat gempabumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT atau tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 Km.

Berita Rekomendasi

Hasil analisis peta, dampak gempa terjadi guncangan kuat di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng hingga Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI).

Seluruh wilayah ini diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempa bumi berupa kerusakan bangunan.

"Ini sesuai laporan sementara dari zona gempabumi bahwa gempa bumi ini memang menimbulkan kerusakan di berbagai tempat," ujarnya.

Riyadi menambahkan, hasil monitoring BMKG juga menunjukkan, hingga pukul 08.12 WIB telah terjadi gempa bumi susulan sebanyak 10 kali dengan kekuatan terbesar 4,8 Skala Richter.

Namun, kekuatan gempa susulan tersebut semakin kecil.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat diminta mengikuti arahan BPBA setempat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas