Polisi Sita Sketsa Peta di Rumah Hatta Taliwang
Aktivis gaek Muhammad Hatta Taliwang harus menghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Narkoba Polda Metro Jaya, terhitung sejak Jumat (9/12/2016).
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis gaek Muhammad Hatta Taliwang harus menghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Narkoba Polda Metro Jaya, terhitung sejak Jumat (9/12/2016).
Tersangka kasus ujaran kebencian di media sosial dan makar tersebut dikenai tahanan karena dikhawatirkan melarikan diri dan mempersulit proses penyidikan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyatakan Hatta Taliwang dan tiga tersangka makar yang lain ditempatkan di sel terpisah, "Semua ditahan di Polda, di ruangan terpisah," kata Kombes Pol Argo Yuwono.
Tersangka lain yang ditahan lebih dulu yaitu Sri Bintang Pamungkas, serta kakak beradik Jamran dan Rizal Kobar.
"Dia kan sudah tersangka, ya (alasan penahanan) takut menghilangkan barang bukti. Kami juga masih memerlukan keterangan lanjutan, (pemeriksaan lanjutan) belum selesai," jelas Argo.
Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap aktivis Muhammad Hatta Taliwang (62) di rumahnya, Blok C Nomor 4, lantai 2, Rusun Bendungan Hilir (Benhil) 2, Jakarta, Kamis (8/12/2016) dini hari.
Mantan anggota DPR dari PAN (periode 1999-2004) tersebut ditangkap karena mengunggah konten berbau isu SARA di akun Facebook-nya.
Dia dijaring tuduhan melanggar pasal 28 juncto Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Penyidik sudah menemukan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan tersangka dalam melakukan aksinya.
Diantaranya berupa telepon genggam, buku-buku karya Hatta Taliwang, serta buku catatan (notebook) berisi tulisan tangan tersangka.
Selain menjadi tersangka untuk kasus tersebut, saat ini penyidik Polda Metro Jaya tengah mendalami keterlibatan Hatta Taliwang dalam dugaan rencana makar kelompok Rachmawati Soekarnoputri. Hatta Taliwang juga ikut dalam pertemuan rencana kelompok tersebut.
"Polisi sempat memeriksa data, catatan tangan, dan buku punya Pak Hatta. Tapi nggak ditemukan apa-apa. Tapi, pas periksa dinding kamar ada yang dibawa polisi, berupa sketsa peta negara-negara yang dikuasai China. Itu aja yang dibawa polisi. Kalau laptop dan handphone nggak dibawa," kata Ketua RT di Rusun Benhil 2, Karman (68).
Karman mengaku didatangi petugas dari Polda Metro Jaya sekitar pukul 01.00 WIB. Petugas memintanya menjadi saksi penangkapan dan penggeledahan di rumah Hatta Taliwang.
Menurutnya, saat itu ada 12 petugas yang sebagian besar mengenakan pakaian sipil.
"Mereka tanya sambil menunjukkan foto dan data Pak Hatta. Lalu, mereka minta diantar ke rumahnya dan minta saya jadi saksi," ujarnya.
Karman yang mengetuk pintu rumah Hatta dan memanggil namanya. "Setelah saya ketuk pintunya, dia bertanya siapa di luar. Setelah saya bilang ini Pak RT, dia buka pintunya," jelasnya.
Punya banyak rumah
Menurutnya, Hatta tidak melakukan perlawanan. Tak tampak raut wajah ketakutan maupun ketegangan dari Hatta.
Justru, Hatta mengaku dirinya berencana mendatangi Mapolda Metro Jaya terkait kasusnya pada Kamis pagi.
"Waktu polisi-polisi itu mau bawa dia, Pak Hatta menurut saja, nggak melawan," sambungnya.
Menurut Kasman, saat itu tak ada warga yang tahu proses penangkapan Hatta karena waktu sudah lewat tengah malam.
"Kalau saya sih nggak kaget Pak Hatta ditangkap. Kan sebelumnya sudah ada berita tentang dia," kata Kasman.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan mengatakan M Hatta Taliwang menjadi seorang peserta yang ikut dalam pertemuan bersama Rachmawati Soekarnoputri.
Kelompok tersebut diduga kuat berencana melakukan makar terhadap pemerintahan yang sah, dengan cara mendompleng aksi damai 212, Jumat (2/12/2016) lalu.
Namun, menurut Argo, saat ini dugaan keterlibatan M Hatta Taliwang dalam kasus makar tersebut masih dalam pendalaman penyidik.
Selama ini, Hatta memang dikenal sebagai sosok yang kerap mengkritisi penguasa. Sikap kritis itu tidak hanya dia tunjukkan semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, tapi sudah dilakukannya sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hatta Taliwang mempunyai tiga rumah di Rusun Benhil 2 dan sebuah rumah megah di Kebayoran Lama, Jakarta.
"Di rusun sini dia punya tiga rumah. Satu ditempatinya, dua lainnya dikontrakkan. Dia juga punya rumah gede dan megah juga di Kebayoran Lama, dikontrakkan juga," ungkapnya.
Kasman mengaku tidak mengetahui pekerjaan M Hatta Taliwang. Ia hanya tahu Hatta kerap pulang ke rumah selepas tengah malam atau dini hari.
Sepengetahuannya, Hatta mempunyai usaha kafe kopi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Setahu saya dia suka nongkrong di kafe kopi dekat Gedung KPK. Dia pernah bilang punya kafe kopi di sana dan saya pernah sekali diajak ke sana," ungkap Karman.
Sejumlah aktivis kerap mencari Hatta Taliwang ke rumahnya. "Ia banyak kenal aktivis yang dulu mantan mahasiswa. Kadang mereka suka datang ke rusun ini," tambahnya. (tribunnetwork/coz)