Teroris Ancam Ledakkan Istana Negara, Pengamanan Tidak Ditambah
"Kami memberikan apresiasi pada kerja kepolisian. Ini menunjukan bahwa polisi sigap dalam persoalan terorisme," ujar Pramono.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengapresiasi aparat kepolisian yang mampu mengungkap dan menggagalkan rencana aksi teror di Istana Kepresidenan oleh terduga teroris yang telah diamankan oleh Densus 88 Antiteror di kawasan Bekasi beberapa hari lalu.
"Kami memberikan apresiasi pada kerja kepolisian. Ini menunjukan bahwa polisi sigap dalam persoalan terorisme," ujar Pramono Anung di Kantornya, Kompleks Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Baca: Begini Skenario Rencana Peledakan Bom di Istana Negara
Pascaterungkapnya rencana terebut, kata Pramono Anung, mengatakan tidak ada peningkatan keamanan atau penambahan pengamanan di Istana Kepresidenan.
"Tentunya tidak ada penambahan keamanan secara khusus di lingkungan Istana," kata dia.
Baca: Rencananya, Perempuan yang Ditangkap Densus 88 Akan Meledakkan Diri di Istana Negara
Pramono Anung menambahkan bahwa pihaknya mempercayai keamanan negara, termasuk Istana Kepresidenan kepada pihak Kepolisian maupun TNI dalam rangka menangkal ancaman terorisme.
"Kami memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Polri, Densus 88 dan TNI berkaitan dengan bagaimana persoalan terorisme ini bisa tertangani secara baik," ucap Pramono Anung.
Presiden Jokowi pun, kata Pramono Anung, telah memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan untuk memastikan situasi keamanan sebelum meninggalkan Indonesia untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke India dan Iran.
"Secara khusus, Presiden sudah memanggil Kapolri, Panglima TNI dan Kapolda Metro Jaya juga Pandam Jaya, berkaitan dengan hal-hal yang ada, termasuk keamanan selama Presiden meninggalkan Indonesia dari tanggal 11 hingga 15," kata Pramono Anung.