Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Hendardi Percaya Gus Dur Bakal Bersuara Lantang Terkait Isu Intoleransi

Peringatan Haul ke-7 Almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akan digelar di kawasan Jagakarsa, Jumat (23/12/2016) malam ini.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Hendardi Percaya Gus Dur Bakal Bersuara Lantang Terkait Isu Intoleransi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid bersama sejumlah tokoh seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, politisi partai Golkar Akbar Tanjung, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok, dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, menghadiri Haul ke-6 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (26/12/2015). Peringatan enam tahun wafatnya Gus Dur itu mengangkat tema "Merawat Tradisi, Merajut Hati" dan dihadiri sejumlah pejabat negara, ulama, serta ribuan jamaah. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peringatan Haul ke-7 Almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akan digelar di kawasan Jagakarsa, Jumat (23/12/2016) malam ini.

Terkait hal itu, Ketua SETARA Institue Hendardi mengingatkan agar momentum haul harus dijadikan sebagai pengingat tentang sosok Gus Dur sebagai muslim yang selalu berusaha memperjuangkan kemanusiaan dan menjaga keberagaman.

"Mengenang Gus Dur adalah merawat kemajemukan dan kemanusiaan. Tidak ada obar penawar lain bagi bangsa yang majemuk kecuali terus menerus mengelola dan merawat kemajemukan sehingga menghasilkan produk kerukunan," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Dia percaya jika Gus Dur yang pernah menjabat Presiden itu masih hidup akan bersuara lantang menanggapi permasalahan-permasalahan yang mengancam kehidupan berbangsa saat ini.

"Jika menyimak situasi mutakhir Indonesia hari ini, maka Gus Dur pasti akan bersuara paling nyaring menentang berbagai aksi intoleransi, politisasi identitas, dan ancaman terhadap kemajemukan Indonesia," urai Hendardi.

Sebagai ulama Islam yang pernah memimpin Nahdlatul Ulama (NU), sambung dia, Gus Dur kerap menyikapi berbagai permasalahan bangsa, dengan gagasan dan pemikiran yang melampaui sekat-sekat yang dianggap tabu.

Berita Rekomendasi

"Cita-citanya bukan hanya memastikan kemajemukan Indonesia tetap terjaga tetapi juga sepenuhnya ditujukan untuk memenuhi hak asasi manusia, yang merupakan artikulasi otentik sikap beragama yang sebenarnya," tutup Hendardi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas