Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Kata Ade Komarudin soal TKA Ilegal Asal China

Ade Komarudin meminta pemerintah serius dalam menanggapi isu "serbuan" tenaga kerja asing (TKA) ilegal asal China

Editor: Sanusi
zoom-in Ini Kata Ade Komarudin soal TKA Ilegal Asal China
Dok. DPR
Ade Komarudin 

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Mantan Ketua DPR RI Ade Komarudin meminta pemerintah serius dalam menanggapi isu "serbuan" tenaga kerja asing (TKA) ilegal asal China yang masuk ke Indonesia. Opini soal TKA ilegal ini sudah ngalor-ngidul, pemerintah harus segera memberi penjelasan.

Ia mengaku dalam kunjungan kerja beberapa waktu lalu sempat menemukan TKA ilegal asal China di sebuah daerah yang tak jauh dari Cilegon, Banten.

"Faktanya cukup besar. Saya tidak bisa identifikasi jumlahnya, tapi waktu saya kunjungan ke beberapa daerah, di Banten saja sekitar Cilegon, sudah diidentifikasi 2.000an TKA ilegal China dan itu tenaga kerja kasar," ujar Ade di kediaman dinasnya di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (25/12/2016).

Ia juga mengaku mendengar ada isu bahwa di daerah Morowali, Sulawesi Tengah, para TKA tersebut diangkut melalui kontainer dan kebanyakan dari mereka berbadan tegap.

"Kita harus teliti dengan benar. Isu-isu seperti ini harus di-clear-kan dan harus diselesaikan dengan baik," tuturnya.

Jika berbagai isu itu benar, Ia menyayangkan banyaknya TKA ilegal yang bekerja di Indonesia di tengah kondisi masih banyaknya masyarakat yang menganggur.

"Ironi bila negara ini justru menampung TKA ilegal," sambung Politisi Partai Golkar itu. Permasalahan TKA ilegal menurutnya merupakan salah satu sumber kerawanan sosial di 2017 mendatang sehingga perlu penanganan serius.

Berita Rekomendasi

Begitu pula mengenai data, pemerintah diminta merilis angka yang valid dan tidak simpang siur di masyarakat. "Aparat Kepolisian, Imigrasi, Depnaker harus bahu-membahu menyelesaikan ini. Harus didata dengan baik tentu di bawah koordinasi Menko Polhukam dan tidak boleh simpang siur," tutur pria yang akrab disapa Akom itu.

"Ini opininya sudah ngalor-ngidul dan ini bahaya," sambungnya.(Nabilla Tashandra)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas