Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teroris Siap Serang Polisi Saat Pergantian Tahun

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto menjelaskan isi surat itu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Teroris Siap Serang Polisi Saat Pergantian Tahun
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan saat menunjukkan dua surat yang disita polisi, di KJA Jatiluhur, Minggu (25/12). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Tim Densus 88 menemukan sepucuk surat saat menggeledah rumah terapung atau rumah keramba jaring apung (KJA) yang jadi tempat persembunyian terduga teroris di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Surat tersebut berisi perintah untuk menyerang polisi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto menjelaskan isi surat itu.

"Surat pernyataan, seperti instruksi kepada kelompok, siap melakukan kegiatan melawan polisi," katanya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/12).

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap terduga teroris yang berhasil ditangkap, mereka mengakui akan menyerang pos polisi di daerah Bunder, Jatiluhur, Purwakarta.

Aksi tersebut akan dilakukan pada malam Tahun Baru 2017. "Melakukan terorisme dalam kaitan tahun baru," ujar Rikwanto.

Rikwanto juga mengatakan, dua pelaku yang diamankan mengaku bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Berita Rekomendasi

Kelompok ini dipimpin oleh Aman Abdurrahman yang saat ini tengah menjalani hukumannya di Nusakambangan dalam sel isolasi.

Sementara itu Densus 88 dan Brimob Polda Jabar menggeledah dua rumah yang memiliki kaitan dengan kelompok terduga teroris yang ditangkap di Jatiluhur.

Salah satu rumah tersebut ditempati pasangan suami istri yang selalu menghindar setiap diminta menyerahkan salinan KTP.

Penggeledahan itu dilakukan Senin (26/12) siang di Soreang, Kabupaten Bandung, dan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Penggeledahan di Soreang dilakukan pada sebuah rumah kontrakan di RT 03/11, Kampung Sirnagalih, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang.

Rumah kontrakan tersebut pernah ditinggali Abu Sofi alias Abu Aziz alias Mas Bro alias Budi yang ditembak mati dalam penyergapan di Jatiluhur.

Penggeledahan ini menyedot perhatian masyarakat. Polisi pun membentangkan garis polisi di sekitar lokasi untuk mengamankannya.

Rumah kontrakan yang digeledah itu terletak di dekat Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung. Keduanya hanya terpisahnya bentangan sawah.

Pemilik warung di sebelah rumah yang digeledah, Ernika (34) mengatakan, rumah kontrakan yang digeledah polisi ditempati sepasang suami istri.

Mereka memiliki dua anak kecil dan si istri tengah hamil besar. Keluarga tersebut bersikap baik dan bersosialisasi dengan warga.

"Si Eneng, istrinya, sangat baik dan ramah. Dia pakai cadar dan ramah, suka mengobrol dengan tetangga. Kalau ke warung, suka beli makanan ringan buat anak-anaknya," kata Ernika.

Ernika tidak tahu profesi yang digeluti pasangan tersebut. Pasangan itu baru tinggal di rumah itu selama tiga bulan.

Warga tidak menyangka jika keluarga tersebut memiliki kaitan dengan kasus terorisme di Jatiluhur.
Ketua RT 03, Oon Zaenudin mengatakan, Abu Sofi dan istrinya menempati rumah itu selama sekitar tiga bulan. Sekitar sebulan lalu, keluarga tersebut pindah ke Kampung Lebakwangi Kaler, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang.

"Istrinya tertutup, jarang bersosialisasi. Istrinya menggunakan cadar, jadi kami tidak tahu mukanya seperti apa," tutur Oon.

Kaget

Pada waktu yang berdekatan, polisi juga melakukan penggeledahan di RT 03/25 Kampung Sukamulya, Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

"Kami kaget kok banyak polisi bawa senjata. Kalau takut sih enggak, cuma kaget aja, enggak nyangka ada teroris di sini," ujar Dadan (24) tetangga terduga teroris Deden alias Abu Faiz di Kampung Sukamulya, RT 3/25, Desa/Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Senin (26/12).

Dadan mengatakan, Deden cukup baik meski sangat tertutup di lingkungan masyarakat.

"Orangnya mah baik, sering bantu-bantu benerin kontrakan, tapi emang tertutup orangnya apalagi istrinya jarang bersosialisasi," katanya.

Ketua RW 25, Kornelis mengatakan, pihaknya sempat curiga karena yang bersangkutan tidak pernah menyerahkan kartu tanda pengenal setiap ditagih Ketua RT.

"Setiap ditagih selalu susah, bilangnya nanti-nanti terus. Tapi ngakunya orang Garut," ujarnya. (tribunjabar/kps/men/yog)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas