Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komentar-komentar Pedas Netizen Tanggapi Tangisan Rachmawati di DPR

Rekaman video tangis Rachma beredar di dunia maya dan menuai komentar dari para netizen.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Komentar-komentar Pedas Netizen Tanggapi Tangisan Rachmawati di DPR
youtube

Liztiaty Sugeng Hariono: Putri penggali Pancasila bersohib dg penista Pancasila ? Kok bisa ya ? SP3 ya via kuasa hukumnya buk bukan ke DPR , jadinya intervensi dwehhhh , cup cup cup

Sartono: setelah jdi tersangka bu rachma jdi kelihatan kalem ga teriak2 kayak dulu lgi bahkan sekarang cenderung jdi melo habis.

Asiona: Memangnya negaranya fadli zon

Ossantosa: Makanya Bu kalo jadi org jangan suka iri sama saudara sendiri. Kalo menurut sy anda ini sudah bagus bisa mendirikan yayasan Bung Karno, harus anda itu saling mendukung dgn saudara bukan malah membenci. Giliran kejadian begini nangis2 minta bantuan sama org lain.

Ossantosa: Sy lihat putra putri Bung Karno yg lain saling mendukung. Cuma anda yg beda sendiri. Gimanapun juga darah itu tak bisa di hapus,tetap saja anda itu saudaranya Bpk Guntur,Bu Mega,Bu Sukma, Bpk Guruh ..... makanya anda harusnya saling dukung.

Mengadu ke DPR

Tersangka kasus makar, Rachmawati Soekarnoputri mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait status yang disandangnya.

Berita Rekomendasi

Rachmawati diterima oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon serta anggota Komisi III Supratman Andi Agtas dan Wenny Warouw.

Pada kesempatan tersebut, Rachma menceritakan mengapa ia sampai ditetapkan sebagai tersangka makar oleh aparat kepolisian. ‎

Dirinya mengaku tidak tahu mengapa sampai diciduk oleh aparat kepolisian pada Jumat (2/12/2016), sebab ia merasa tidak melakukan kesalahan apalagi sampai melakukan makar.

‎"Kami pada tanggal 2 Desember 2016 pagi ditangkap dengan surat penangkapan yang dibuat oleh seorang polisi berpangkat Kombes dari Polda Metro Jaya. Kami ditangkap dengan tuduhan makar atau permufakatan jahat," kata Rachma di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Rachma menolak keras bahwa ia disebut akan melakukan makar pada 2 Desember 2016.

Dirinya mengaku pada saat tanggal 2 Desember 2016 ia hanya ingin berunjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR untuk menyuarakan agar UUD 1945 kembali pada teks aslinya.

"Saya sudah memberitahu ke polisi akan melakukan aksi di luar Gedung MPR/DPR. Ada sebanyak 20 ribu massa yang akan lakukan unjuk rasa," ujarnya.

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas