Ini Kata Panglima TNI soal Ancaman Nyata bagi Bangsa Indonesia
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan, harus perlu ada perubahan dalam kebijakan pembangunan kekuatan TNI.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan, harus perlu ada perubahan dalam kebijakan pembangunan kekuatan TNI.
Hal ini tidak terlepas dari ancaman nyata yang dihadapi Indonesia pada saat ini.
Menurut Panglima TNI, dalam beberapa kesempatan Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bangsa Indonesia sedang menghadapi kompetisi global. Kompetisi itu diantaranya adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat dan ketersediaan pangan yang sangat terbatas.
"Hal ini merupakan ancaman nyata bagi bangsa Indonesia," kata Gatot di hadapan 114 peserta rapat pimpinan Kemhan dan TNI tahun 2017, yang dibuka secara resmi oleh Menhan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Aula Bhinneka Tunggal IkaGedung Sudirman Kemhan, Jl. Merdeka Barat Jakarta, Kamis (12/1/2017).
Untuk itu, Gatot mengajak untuk bersama membangun kekuatan TNI dan jangan berpikir sederhana untuk membangun percepatan pembangunan TNI.
"Kekuatan TNI seharusnya essential force bukan minimum essential force," kata Gatot.
Menurutnya, ditinjau dari letak geografis Indonesia dan pulau-pulau terluar serta hakekat ancaman baik dari aspek darat, laut maupun udara, perlu adanya perubahan kebijakan pembangunan kekuatan TNI.
"Untuk menyusun pembangunan kekuatan TNI yang seutuhnya, kita harus melihat letak pulau-pulau terluar Indonesia karena letak geografis menjadi keunggulan utama," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI juga mengatakan bahwa sebagai salah satu negara ekuator dunia dan terbesar di Asean, Indonesia mempunyai lautan yang paling luas dan daratan yang paling besar serta memiliki sumber energi hayati sepanjang tahun.
"Inilah yang menyebabkan negara-negara lain ingin merebut kekayaan alam Indonesia, karena energi fosil yang sudah makin menipis dan kompetisi global yang luar biasa saat ini," ujarnya.
Menyikapi perkembangan terorisme di Indonesia, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kembali menyatakan bahwa berbagai bentuk aksi terorisme juga berpotensi tumbuh subur di Indonesia.
"Landasan hukum yang menjerat teroris masih berbentuk pidana dan penindakan baru dapat dilakukan setelah aksi terorisme terjadi," katanya.
Sementara itu, terkait masalah Narkoba, Gatot menegaskan, bahwa narkoba sudah menjadi ancaman baru bagi kelangsungan suatu bangsa di seluruh dunia, karena bisa menyebabkan lost generation, tidak terkecuali Indonesia.
"Semua kasus narkoba yang terjadi di Indonesia adalah untuk lost generation dan inilah yang dikatakan perang candu serta merupakan bagian dari perang modern yang dikatakan proxy war," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.