Hari Ini Serah Terima Jabatan KSAU Digelar di Halim
Dalam upacara militer, bertindak selaku inspektur upacara, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah dikukuhkan menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto akan menjalani serahterima jabatan secara militer dari Marsekal TNI Agus Supriatna hari ini di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (20/1/2017).
Dalam upacara militer, bertindak selaku inspektur upacara, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sebelumnya sebagai Irjen Kemhan dilantik sebagai KSAU oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (18/1/2017).
Sedangkan Marsekal TNI Agus Supriatna, yang menjabat sebagai KSAU sejak bulan Januari 2015 akan memasuki masa purna tugas.
Marsekal TNI Agus Supriatna kelahiran Bandung 28 Januari 1959 dan alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1983 merupakan Kasau ke -20, sedangkan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang kelahiran Malang 8 November 1963, dan lulusan AAU tahun 1986 merupakan KSAU ke-21.
Bagi TNI Angkatan Udara, pergantian KSAU menjadi bagian penting dalam proses perjalanan TNI AU, maupun TNI dan bangsa Indonesia. Sebagai pucuk pimpinan tertinggi TNI Angkatan Udara, keberadaan Kasau sangat menentukan keberhasilan serta kesinambungan pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara kedepan. Oleh karena itu serah terima jabatan Kasau harus dimaknai sebagai momentum penting dan strategis, sesuai dengan tekad presiden yang mencanangkan pembangunan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Kehadiran Kepala Staf Angkatan Udara akan membawa harapan baru dalam pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara sebagai penegak kedaulatan dan hukum udara di wilayah yuridiksi nasional sesuai dengan amanat UU nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, yaitu TNI Angkatan Udara merupakan alat negara yang bertanggungjawab melaksanakan tugas matra udara di bidang pertahanan.
Untuk itu, apa yang telah dirintis selama kepemimpinan Marsekal TNI Agus Supriatna sekitar dua tahun (2015-2017), dengan mencetuskan pengadaan alutsista yang setingkat lebih tinggi sesuai renstra TNI AU 2015-2019, telah melengkapi dan memodernisasi alutsista TNI Angkatan Udara dalam menjawab tantangan.
Keberadaan alut sista sangat dibutuhkan oleh TNI Angkatan Udara guna mendukung pelaksanaan tugas yang sangat dinamis, dengan performa tersebut TNI Angkatan Udara akan mampu melaksanakan tugas-tugas yang di percayakan oleh negara, baik dalam konteks tugas Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti bantuan penanggulangan bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, maupun perbantuan kemanusiaan ke luar negeri dan pengiriman bantuan korban bencana alam.
Untuk mendukung tugas-tugas tersebut, dalam kurun waktu Januari 2015 hingga Januari 2017, beberapa alut sista yang diterima dan menambah kekuatan TNI Angkatan Udara antara lain 8 pesawat EMB-314 Super Tucano, 1 pesawat CN-295, 2 pesawat Helikopter EC-725 CSAR, 9 pesawat tempur F-16 C/D, 2 pesawat C-130 Hercules ex RAAF, 1 Helikopter NAS-332, 6 pesawat latih G-120 TP Grob, 2 pesawat Boeing-737 VIP, 1 pesawat Cessna 172 dan 2 Satbak PSU Oerlikon.
Dibidang pengembangan organisasi, terdapat penambahan beberapa satuan, seperti pengembangan Kodikau (Komando Pendidikan TNI AU) menjadi Kodiklatau (Komando Pendidikan Doktrin dan Latihan TNI AU), berdirinya Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirgaau) serta berkembangnya organisasi di dalam tubuh Korpaskhasau.