Antasari Azhar Dipersilakan Gabung dengan PDIP
PDI Perjuangan tidak mempermasalahkan niatan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar untuk bergabung dengan PDIP
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan tidak mempermasalahkan niatan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar untuk bergabung dengan PDIP.
"Silakan, tidak masalah. Kami partai terbuka dengan ideologi yang jelas," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno ketika dikonfirmasi, Minggu (29/1/2017).
Baca: Antasari Azhar Dikabarkan Merapat ke PDIP dan Dukung Ahok, Ini Tanggapan Demokrat
Hendrawan mengatakan terdapat sejumlah proses yang dilalui seseorang untuk bergabung dalalm partai berlambang banteng itu. Diantaranya, memahami AD/ART serta mengikuti kegiatan partai.
"Sejumlah pakar dulu juga masuk seperti Abdul Hakim Garuda Nusantara, Nabiel Makarim dan lain-lain," kata Hendrawan.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya telah beberapa kali bertemu Antasari.
Termasuk di acara syukuran pembebasan bersyarat pria kelahiran Pangkalpinang itu.
"Tentu saja semuanya berproses," kata Hasto di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (28/1/2017).
Hasto mengungkapkan Antasari memiliki kecocokan dengan nilai-nilai yang dianut partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Misalnya, mengenai filosofi satyam-eva jayate yang berarti kebenaranlah yang akan menang.
"Melihat hal tersebut, kemudian Pak Antasari menyatakan antusiasmenya bahwa pengalaman hidup beliau pun mengalami hal tersebut," kata Hasto.
Kedekatan Antasari dengan PDI Perjuangan juga terlihat dari dukungan Antasari kepada pasangan calon gubenur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017-2022.
Saat debat putaran kedua kandidat pemimpin DKI Jakarta di Hotel Bidakara tadi malam, Antasari datang bersama Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz.
Ia mendukung pasangan Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
"Setelah debat beliau dengan mantap mengatakan untuk memberikan dukungan kepada Pak Ahok dan Pak Djarot," tutur Hasto.