Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebar Pesan Perdamaian, Pasangan Suami Istri Ini Bersepeda Ke Sembilan Negara

Pasangan Suami Istri asal malang bersepeda Ke Sembilan Negara untuk sebarkan pesan perdamaian melalui Holy Journey Cycling Trip.

zoom-in Sebar Pesan Perdamaian, Pasangan Suami Istri Ini Bersepeda Ke Sembilan Negara
KBR/Eko Widianto
Hakam Mabruri bersama istrinya, Rofingatul Islami melakukan Holy Journey Cycling Trip. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hakam Mabruri dan Rofingatul Islami tengah memulai Holy Journey Cycling Trip.

Holy Journey Cycling Trip merupakan perjalanan menyusuri sembilan negara, mulai dari Malaysia, Thailand, hingga ke Arab Saudi dan Mesir dengan bersepeda.

Aksi dilakukan karena banyaknya kasus intoleransi antar-umat beragama yang belakangan ini sering terjadi dan tak jarang berakhir dengan kekerasan.

Lalu bagaimana kesiapan keduanya? Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Radio (KBR).

Sebuah tas berisi pakaian, makanan, peralatan dan suku cadang, nyantol di sepeda tandem milik Hakam Mabruri. Sembari mempersiapkan perlengkapannya, Hakam bersama sang istri, Rofingatul Islami, juga melatih fisik dan mental.

Pasalnya, setahun mendatang mereka akan menjelajahi sembilan negara : Malaysia, Thailand, Nepal, India, Arab Saudi, Yordania, Palestina, dan terakhir Mesir.

Ditemui di rumahnya, Hakam bercerita, cara ini dilakoni sebagai medium menyampaikan pesan damai.Sebab menurutnya, belakangan muncul aksi-aksi intoleran yang mengancam ke-Bhinekaan.

Sebut saja, pelarangan ibadah jemaat Kristen, Ahmadiyah, Syiah. Bahkan ada pula yang berujung kekerasan.

"Pesan yang ingin disampaikan tentang kepercayaan bahwa damai itu bagian dari keimanan. Indonesia itu berlatar macam-macam agama dan kebudayaan tetapi saling menghormati, ”kata Hakam.

Hakam sendiri adalah anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Malang. Bersepeda pun, sudah tak asing baginya.

Dua tahun sebelumnya, ia telah berkeliling Indonesia melintasi Malaysia dan Brunei Darussalam mengkampanyekan stop perdagangan dan perburuan penyu.

Perjalanan ini, nantinya juga dimanfaatkan untuk bertemu beragam komunitas dalam rangka membangun jejaring komunikasi lintas iman dan membagikan pengalaman spiritual mereka sebagai umat Muslim.

"Akan melewati perjalanan jejak Islam, peziarah dan komunitas non-Muslim yang akan kita tentukan titiknya. Sambil membagikan brosur ajakan untuk kerukunan antarumat beragama, "ungkap Hakam.

Sementara sang istri, Rofingatul, bakal ‘meracuni’ setiap orang yang dijumpainya, bahwa umat Islam di Indonesia cinta damai.

"Pesan mereka kita Muslim suka damai, kerukunan lah, kita beda agama tapi satu tujuan. Kita menyembah berbeda tetapi kita itu cinta damailah Islam. Kalimat Allahuakbar bukan untuk maju perang, tapi ucapan itu untuk ayo kita damai, ”ujar Rofingatul.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang, Hasan Abadi, sangat mendukung aksi Hakam dan Rofingatul  yang baginya sesuai dengan misi Nahdlatul Ulama; menyerukan Islam Nusantara.

Islam yang membawa kearifan lokal, merawat keberagaman, juga menjaga perdamaian.

"Perjalanan pertama yang mereka lakukan sampai Mesir Maroko. Kalau ini sukses ada etape kedua ke Amerika dan Eropa. tapi untuk daerah ini sudah kita komunikasikan dengan jaringan perdamaian di Irak. Di Malaysia dan Singapura ada komunitas Bahai internasional. Di Eropa juga ada komunitas antar agama, ”ujar Hasan.

Dia pun menyayangkan kian maraknya aksi intoleransi di Indonesia.

"Kita merasa hari ini kebhinekaan dan persatuan terkoyak. Bukan hanya Indonesia. Sekarang ini kecenderungan global. Ada kekuatan rasial menguasai dunia. Ada peristiwa di Myanmar dan tempat lain dan kelompok di timur tengah itu,”kata Hakam.

Penyelenggara aksi Hakam, Muhamad Amir, menyebut setidaknya butuh Rp90 juta untuk membiayai ekspedisi kali ini. Namun, baru terkumpul Rp10 juta yang berasal dari donasi dan penjualan cinderamata.

"Yang penting jalan dulu lah, Rp 10 juta untuk tembus Indonesia saya pikir cukup. Cuma etape kedua dan ketiga PR terbesar kita, yang penting jalan dulu. Karena kita juga dilihat komunitas lain, oh anak ini benar-benar, "ungkap Amir.

Ia melanjutkan, Nepal dan Arab Saudi, akan menjadi jalur terberat lantaran sepanjang jalan banyak rute yang jauh dari pemukiman sehingga sulit jika keduanya terkena masalah. Kembali Amir.

"Bisa di Nepal bisa di Arab Saudi, kalau selain itu tiga hari tembus. Ketemu pemukiman dua tiga hari. Kalau di Arab Saudi gowes ratusan kilometer baru ketemu rumah itu di Arab Saudi dan Nepal. Kalau ada trouble di jalan kemudian tak bisa kontak official di Malang, maka insting orang di lapangan, ”kata Amir.

Sementara itu, Bupati Malang, Rendra Kresna, punya pesan khusus untuk Hakam dan Rofingatul.

"Akan membawa misi, mengenalkan Indonesia. Masih di  antarprovinsi baru ke luar negeri, jaga kesehatan dan jaga semangat. Menyangkut perjalanan yang tak satu dua hari, atau sebulan. Ini menyangkut perjalanan selama satu tahun, "tutup Bupati.

Penulis : Eko Widia/Sumber : Kantor Berita Radio

 

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas