Triyono Raib Usai Lebaran
Jejak Triyono dan keluarga menghilang setelah rumah di bilangan Cakung, Jakarta Timur berhasil dijual.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Ade Mayasanto
=================================================================
Triyono Utomo Abdul Sakti melego rumah sebelum hijrah menuju Turki dan kemudian Suriah. Jejak Triyono dan keluarga menghilang setelah rumah di bilangan Cakung, Jakarta Timur berhasil dijual.
================================================================
SAMIATIN, Kakak Triyono Utomo Abdul Sakti tidak menduga pria yang pernah menjadi pegawai negeri sipil golongan III C di Kementerian Keuangan itu dipulangkan secara paksa oleh pemerintah Turki. Apalagi, Triyono didepak lantaran ada sangkaan akan bergabung dengan kelompok militan ISIS atau Islamic State in Iraq and Syria.
Kepada Tribun, Samiatin menceritakan Triyono pamit menemui keluarga dari sang istri di Sukabumi usai Lebaran. Tiga minggu setelah Lebaran, Triyono meninggalkan istri dan tiga orang anaknya.
"Sewaktu kami tahu pergi ke Sukabumi, anak sama istrinya tidak dibawa. Saya sempat beberapa kali ke sana," kata Samiatin.
Istri Triyono, Nur Khofifah mengatakan kepada Samiatin, dua orang anaknya masih sakit panas sehingga tidak ikut Triyono ke Sukabumi.
Seminggu berselang dan kedua anak Triyono sehat, Khofifah bersama tiga anak mereka menyusul ke Sukabumi. Selepas itu, Triyono, Khofifah dan tiga anaknya bak hilang ditelan bumi. Samiatin mencoba menghubungi keluarga Khofifah di Sukabumi. Namun, kabar tidak diduga justru muncul. Triyono dan Khofifah ternyata tidak ke Sukabumi.
"Keluarga istrinya bilang, Tri tidak pernah ke sana," lanjut Samiatin.
Triyono dideportasi dari Turki sejak Rabu (25/1). Menggunakan maskapai penerbangan Emirates Airlines, Triyono dan keluarga tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Jumat (27/1/2017). Bersama Triyono adalah Nur Khofifah (23 Januari 1962), Nur Azzahra (16 Maret 2004), Muhammad Syamil Utomo (18 Juli 2009), Muhammad Azzam Utomo (14 Juni 2013).
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, dari pemeriksaan, diketahui motif mereka menuju Suriah melalui Turki. Triyono dan keluarganya ingin hidup di negara yang berlandaskan syariat Islam. Selama beberapa minggu, mereka sempat tinggal di Turki. Namun, tak jelas apa yang mereka lakukan di sana.
"Sama sekali tidak punya aktivitas. Makanya oleh otoritas di sana dilakukan pemeriksaan," kata Martinus.
Berdasarkan pemeriksaan Polri, Triyono dan keluarganya semula meninggalkan Indonesia menuju Thailand pada 16 Agustus 2016. Setelah itu mereka meneruskan penerbangan ke Turki.
Otoritas Turki lalu memeriksa asal usul mereka dan tujuannya ke sana. Namun, ternyata diketahui tak ada tujuan yang jelas sehingga mereka dideportasi. Apalagi, Triyono sempat berpindah-pindah penginapan termasuk tinggal di penampungan selama tiga bulan.
Anggota Komisi I DPR Supiyadin Aries Saputra angkat bicara soal dugaan mantan Pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terlibat ISIS.
"Hal ini mengindikasikan bahwa ISIS tidak pernah berhenti untuk menggalang WNI untuk menjadi pengikut ISIS," kata Supiyadin.
Politikus NasDem itu menduga jaringan ISIS di Indonesia masih ada di lingkungan masyarakat.
Menurut Supiyadin, mereka menyamar dengan segala cara agar tetap bisa eksis di Indonesia.
"Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan para aparat penegak hukum maupun pemerintah daerah untuk ikut memantau keberadaan jaringan ISIS di tengah-tengah masyarakat kita," kata Supiyadin. (Ryo/fer_bersambung)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.