Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fraksi PAN DPR Nilai Wajar Pidato SBY

Fraksi PAN DPR RI menilai wajar pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Dies Natalis Demokrat.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Fraksi PAN DPR Nilai Wajar Pidato SBY
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat akan memberikan konferensi pers terkait tudingan oercakapan telepon dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Dalam keterangannya, SBY membenarkan bahwa benar adanya percakapan dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin namun tidak ada kaitannya dengan kasus penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan meminta aparat penegak hukum untuk mengusut kabar penyadapan pembicaraan telepon dirinya dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Fraksi PAN DPR RI menilai wajar pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Dies Natalis Demokrat.

Ketua Fraksi PAN Mulfachri Harahap menilai SBY sebagai Presiden ke-6 RI menyampaikan pandangan dan keprihatinannya.

"Itu juga menjadi harapan terkait kemajemuan, kebhinekaan, perlunya tenggang rasa. Memang diperlukan untuk bertahan sebagai sebuah bangsa," kata Mulfachri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Baca: Politikus PDIP Nilai Pidato SBY untuk Memenangkan Agus di Pilkada DKI

Baca: Fahri Hamzah Sarankan Jokowi Pidato Kayak SBY

Mengenai kekhawatiran SBY akan ketidaknetralan BIN, TNI dan Polri, Mulfachri menilai hal tersebut tergantung dari sudut pandang yang dipakai.

Ia melihat SBY berkeinginan instiusi tersebut bekerja secara profesional dan objektif.

Berita Rekomendasi

"Saya yakin teman Polri bisa melakukan itu," kata Wakil Ketua Komisi III DPR itu.

Mufachri lalu berharap pilkada serentak dapat berjalan dengan baik sehingga dampaknya masyarakat lebih sejahtera.

Sebelumnya, diberitakan SBY mengatakan adanya kekhawatiran kader Demokrat bahwa TNI, Polri san BIN tidak netral.

"Memang saya juga mendengar berita-berita yang kurang sedap. Mudah-mudahan berita itu tidak benar. Tetapi, kalau sampai TNI, Polri dan BIN tidak netral, sayalah orang yang paling sedih," kata SBY.

SBY mengaku sebagai pelaku utama reformasi TNI dan Polri. Agenda penting reformasi yakni berhentinya TNI dan Polri dari politik praktis.


"Sebagai seorang purnawirawan senior, dan selaku mantan Presiden, saya tidak ingin TNI, Polri dan BIN bertindak salah serta mengkhianati sumpahnya sebagai bhayangkari negara," kata SBY.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas