Jelang Pencoblosan Pilkada 2017, Sejumlah Daerah Berpotensi Rawan Konflik
Komite Pemilih Indonesia (TePI) mengungkap sejumlah daerah yang rawan konflik dalam Pilkada Serentak 2017.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Pemilih Indonesia (TePI) mengungkap sejumlah daerah yang rawan konflik dalam Pilkada Serentak 2017.
Pilkada akan digelar pada 15 Februari 2017.
Koordinator TePI Jerry Sumampouw mengingatkan manipulasi data yang berkaitan suara terkait penyelenggara pemilu. Ia meminta penyelenggara pemilu tidak diintervensi pihak-pihak tertentu.
"Di beberapa daerah potensi konflik tinggi dalam masa tenang pilkada," kata Jerry dalam diskusi di D'hotel, Jakarta, Minggu (12/2/2017).
Daerah yang berpotensi konflik yakni Aceh yang menggelar satu pilkada provinsi dan 21 kabupaten/kota. "
Ini secara tradisional konfliknya tinggi," kata Jerry.
Kemudian, Papua Barat dan DKI Jakarta.
Jerry mengatakan potensi konflik di DKI Jakarta tinggi bila isu tidak diredam.
Apalagi, rivalitas antar pasangan calon sangat tinggi.
"Menguatnya isu SAR menjelang 15 Februari nanti," kata Jerry.
Jerry juga menyebut Banten yang berpotensi konflik karena adanya politik dinasti.
Kemudian Sulawesi Barat yang merupakan pemekaran Sulawesi Selatan.
Adapula Provinsi Gorontalo yang rawan konflik.
"Provinsi kecil tetapi berpotensi besar marena calon yang maju istri mantan gubernur," kata Jerry.
Jerry menuturkan terdapat 9 daerah yang hanya memiliki satu calon tunggal.
Ia menyebutkan calon tunggal juga berpotensi adanya politik uang.
"Calon tunggal melakukan politik uang semakin kuar karena calon takut kalah," kata Jerry.