Ibas: Berbeda Selama dalam Bingkai Pancasila Tidak Masalah
Iba menegaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa hendaknya jangan hanya menjadi sekedar jargon di dalam setiap rakyat Indonesia.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, menegaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa hendaknya jangan hanya menjadi sekedar jargon di dalam setiap rakyat Indonesia.
“Pancasila harus ada di setiap hati dan nafas rakyat Indonesia di dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Ibas, sapaan akrabnya, saat menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR bertema "Penegasan Pancasila Sebagai Dasar Negara, Ideologi Bangsa dan Negara" di Desa Selorejo Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Selasa (21/2/2017).
Turut hadir dalam acara ini unsur pimpinan DPC Partai Demokrat Kabupaten Magetan, Dewan DPRD Provinsi Jatim Ninik Sulistiyaningsih, Muspika Kecamatan Kawedanan serta jajaran perangkat Desa Getasanyar Kecamatan Sidorejo Kabupaten Magetan, komunitas perajin UMKM, karang taruna, gabungan kelompok tani serta masyarakat.
Menurut Ibas, Pancasila harus bisa dijadikan sebagai alat pemersatu semua perbedaan yang ada di bangsa Indonesia. Suku, Ras, Agama dan Antar Golongan.
“Namun begitu kita juga harus luwes terhadap Pancasila. Karena Pancasila itu tidak kaku. Bisa saja di dalam kehidupan kita punya pilihan A, B, C atau D. Asal selama itu tujuannya satu dan tidak bertentangan dengan Pancasila,” kata anggota Komisi X DPR RI ini.
Maksudnya, sambung putra bungsu mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, selama di dalam perbedaan itu masih mengingat adanya Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial.
Ketuhanan Yang Maha Esa, papar Ibas, silahkan semua bangsa menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing.
“Yang mau ke masjid, ke gereja, ke pura atau tempat peribadatan lainnya, silahkan dan itu memang dijamin. Dan itu tidak boleh saling mengganggu satu sama lainnya,” tandasnya.
Karenanya yang terpenting, lanjut Ibas, semua bangsa harus bisa saling mengingatkan, saling menghargai satu sama lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.