Perupa Lian Margareta Mengharapkan yang Indah-indah
Karya lukis lainnya berjudul 'Lesung'. Mengingatkan kembali kebudayaan Indonesia tempoe dulu yang hampir terlupakan.
Penulis: Achmad Subechi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Usianya baru 26 tahun. Namun, ia telah melahirkan sejumlah karya lukis yang go internasional. Dialah Lian M Margareta, perupa asal Kota Kediri, Jawa Timur.
Senin (20/2/2017) kemarin, Lian bersama 15 perupa dari berbagai daerah diantaranya Yogyakarta, Bali, Surabaya, Jakarta dan Bekasi, Senin (20/2/2007) besok malam, menggelar hasil karyanya di Balai Budaya Jakarta.
Mereka adalah Aboetd Art, Slamer Reiner, Syukur Setyo Budi, Mahmud Rowi, Rojikin, Lian M Margareta, Tini Jameen, Nabilla Dewi Gayatri, Dian Nugrahani, Reny Alwi, Sogol Mustafa, Edi Markas, Hand Hands, Tedi Irob, Edo Abdullah dan Masagoeng.
Tema pameran kali ini 'Multiplicity of Art', keberagaman seni dari para perupa. Mereka menyatukan diri dari berbagai warna atau berbagai macam gaya lukisan.
Pameran dibuka oleh anggota Komisi I DPR RI, Mayor Jenderal TNI (Purn) Tubagus Hasanuddin.
Ketika ditanya apa kesan dan pesan selama mengikuti pameran di Balai Budaya Jakarta, Lian mengatakan bahwa pameran kali ini sangat menarik karena terdiri dari berbagai macam aliran lukisan.
"Dan gaya masing-masing pelukis dijadikan menjadi satu. Lebih menarik lg para peserta dari berbagai daerah bisa akrab dan kompak dalam mengikuti ajang pameran kali ini," katanya.
Dalam pameran kali ini, Lian memamerkan tiga karya lukisnya. Uniknya, Lian tidak menggunakan kanvas halus sebagai medianya. Melainkan menggunakan tapas pelepah kelapa yang ditempel di kanvas untuk membuat tekstur, lalu kemudian dilukis.
Ketiga lukisan itu diantaranya berjudul, 'Daydream'. Maknanya, mengharapkan yang indah-indah.
"Kehidupan ini sangat indah dan damai kalau kita melihat semuanya dari perspektif keindahan dan kedamaian. Karena itu mari kita rindukan yang indah-indah," kata Lian.
Karya lukis lainnya berjudul 'Lesung'. Mengingatkan kembali kebudayaan Indonesia tempoe dulu yang hampir terlupakan.
Dan lukisan berjudul 'Tenganan' mengambarkan sebuah desa tradisional di Bali yang gaya hidup masyarakatnya masih berpedoman pada peraturan dan adat istiadat peninggalan leluhur.
Wanita kelahiran Kediri, 3 November 1989, selama ini kerap memamerkan hasil karyanya.
Diantaranya, tahun 2010 dan 2011 menggelar pameran di Balai Budaya Surabaya. Tahun 2012 pameran bersama Kelompok Sepi di ISI Yogyakarta dan pameran bersama di Dewan Kesenian Surabaya (DKS).