Pertama Kali Menyampaikan Pidato Politik, Oesman Sapta Mengaku Capek
Oesman Sapta Odang untuk pertamakalinya menyampaikan pidato politik, sesaat setelah dilantik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Oesman Sapta Odang untuk pertamakalinya menyampaikan pidato politik, sesaat setelah dilantik menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura, di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/2/2017).
Tidak tanggung-tanggung, ia melakukan hal tersebut di depan Presiden RI Joko Widodo, dan sejumlah petinggi partai, termasuk Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri, Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto dan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh.
Hasilnya, Oesman Sapta Odang yang akrab dipanggil Oso itu berkali-kali memancing tawa para peserta acara tersebut, tidak terkecuali Presiden dan para petinggi partai yang hadir.
Di awal pidatonya, Oso sudah mulai memancing tawa dengan menyindir Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang duduk bersebelahan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siraj.
"Eh ada pak Ahok. Kalau pak Ahok duduk sebelah pak Said Aqil, ini tanda-tanda," ujar Oso yang memancing keriuhan di lokasi acara.
Ahok selain Gubernur DKI Jakarta, juga merupakan terdakwa kasus penistaan agama. Berkali-kali Ahok didemo oleh peserta yang jumlahnya mencapai ratusan ribu. Atas kasus penistaan agama itu, Ahok juga sempat berkonflik dengan Ma'ruf Amin, yang di PBNU posisinya adalah rais am.
"Pak Ahok ini nakal, persis kaya saya nakalnya, tapi saya suka. Para Gubernur yang hadir, para dubes yang hadir, all I love you'" ujar Oso.
Dalam pidatonya itu, ia tidak lupa untuk mengingatkan para pendukung yang hadir tentang hakekat dari Partai Hanura, yakni selalu mendengarkan hati nurani rakyat. Selain itu Oso juga mengingatkan bahwa semua pihak harus setia dengan Pancasila, NKRI dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Oso yang juga merupakan Wakil Ketua MPR itu sempat menyinggung soal dukungan partainya terhadap pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 lalu. Ia mengatakan keputusan tersebut bukanlah keputusan yang salah.
Dalam kesempatan pidato politik pertamanya, Oso sudah menyampaikan sinyal kepada semua yang hadir, bahwa partainya tetap akan mendukung Jokowi pada pilpres 2019.
Hal itu ia lakukan dengan bertanya kepada para pendukungnya, soal siapa Presiden 2019 mendatang.
Di tengah-tengah pidatonya, Oso kemudian mengaku lelah membacakan pidato politik yang tidak pendek itu. Dalam kesempatan tersebut ia juga mengakui, sebelumnya ia tidak pernah menyampaikan pidato politik.
"Aduh capek juga ya pidato," ujar Oso yang lagi-lagi memancing tawa.
"Saya tidak pernah pidato panjang-panjang, (saya pernahnya) pendek-pendek, tapi isinya panjang. Saya (pidato) panjang (tapi) isinya pendek, tapi melekat di hati nurani," katanya.
Ia kemudian meneruskan pidatonya dengan mengingatkan para pendukung bahwa negara ini dibentuk oleh banyak kelompok, dan didirkan untuk semua golongan. Lalu Oso kembali mengomentari pidatonya sendiri.
"Ya sudah hampir sedikit lagi habis, dari pada nanti capek nunggu kapan habisnya. Namanya juga pidato politik, kalau sepotong-sepotong, nanti tidak sampai niat politiknya," ujar Oso.
Di ujung pidatonya, Oso menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas pidato politiknya yang ia sampaikan hari ini. Ia lagi-lagi mengakui bahwa ini adalah yang pertamakalinya.
"Terima kasih, saya mohon maaf dalam pidato politik ini, mungkin karena baru pertama kali, banyak kekurangan, mohon dimaafkan. Khususnya kepada umat Islam, saya mohon maaf," ujarnya.