Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BNPT Telusuri Aliran Dana GNPF MUI ke Turki

BNPT ikut memantau dugaan aliran dana dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ke Turki.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in BNPT Telusuri Aliran Dana GNPF MUI ke Turki
Tribunnews.com/ Abdul Qodir
Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir di Bareskrim Polri, di Gedung KKP, Jakarta, Jumat (10/2/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamidin menuturkan pihaknya ikut memantau dugaan aliran dana dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ke Turki.

Berdasarkan klaim media asing di Suriah, dana tersebut ada hubungannya dengan ISIS.

"Kami masih terus memonitor terkait persoalan itu," ujar Hamidin.

Meski demikian, Hamidin belum bisa menyampaikan fakta-fakta dari hasil penelusuran tersebut.

"Hasilnya mungkin sudah, tetapi belum ada arahan dari Pak Kepala (BNPT) untuk disampaikan," kata Hamidin.

Tim Advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) membantah pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Sebelumnya Tito menyebut sebagian dana aksi 4 November 2016 dan 2 Desember 2016 mengalir ke Turki.

Berita Rekomendasi

Kapitra Ampera yang merupakan anggota Tim Advokasi GNPF MUI, membantah adanya aliran dana ke Turki. Kapitra mengatakan, Tito tak mendapatkan informasi lengkap mengenai aliran dana yang ditransfer ke Turki.

Karena transfer dana ke Turki melalui rekening pribadi Islahudin Akbar bukan dari rekening GNPF MUI.

Baca: Malaysia Jamin Keselamatan Siti Aisyah

Islahudin merupakan tersangka kasus dugaan pencucian uang terkait penyimpangan atau pengalihan dana Yayasan Keadilan untuk Semua (Justice for All).

"Mungkin Pak Kapolri dapat informasi kurang lengkap. Jadi apa hubungannya dengan Bachtiar Nasir?" ujar Kapitra.

Dana ditransfer Islahudin ke Insan Hak ve Harriyetleri ve Insani Yardim Vakfi (IHH) atau organisasi Hak Asasi Manusia, kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan yang berada di Turki. Besaran dana yang ditransfer, kata Kapitra, 4.600 dolar AS atau sekitar Rp 61,43 juta.

"Dana Turki itu, itu bener ada pengiriman uang 4.600 dolar AS ke IHH. Uang itu dikirim pribadi melalui rekening IA. Uang itu asalnya dari Abu Kharis pengurus solidaritas untuk Suriah," ujar Kapitra.

Dana dihimpun dari bedah buku di masjid-masjid. Kemudian, dititip ke rekening Islahudin, dan ditransfer pada Juni 2016.

"Belum ada aksi bela Islam," ujar Kapitra.

Menurutnya, dana ditransfer Islahudin Auh sebelum adanya aksi 411 atau 212. Tepatnya pada Juni 2016, sebelum dibentuknya GNPF MUI.

"Belum ada GNPF karena GNPF baru ada akhir Oktober. Belum ada uang donasi dari warga ke GNPF melalui yayasan," ujar Kapitra.

Kapolri Tito mengatakan, dana sumbangan masyarakat yang diterima GNPF MUI melalui Yayasan Keadilan untuk Semua tidak seluruhnya digunakan untuk kegiatan aksi. Bahkan, ada yang mengalir ke Turki.

Tito menyebut, saat rapat kerja dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.(nis/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas