Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Program Marine Vessel Power Plant Harus Digiarkan di Perairan Indonesia kata Rapsel Ali

Institut Lembang Sembilan (IL9) mengusulkan sesuatu yang akan berdampak besar pada bangsa.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Program Marine Vessel Power Plant Harus Digiarkan di Perairan Indonesia kata Rapsel Ali
ist
Menteri ESDM, Ignasius Jonan bersama Ketua Umum IL9, Alwi Hamu dan Direktur Eksekutif IL9, Rapsel Ali saat menghadiri Kongres IL9 di Hotel Mercure, Jakarta, Senin, 6 Maret lalu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak bisa dipungkiri, Indonesia berkembang begitu pesat. Industri mulai tumbuh di mana-mana. Sayangnya, ketersediaan listrik kita terbatas.

Pemerintah pun sudah menyiapkan program 35 ribu megawatt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Institut Lembang Sembilan (IL9) mengusulkan sesuatu yang akan berdampak besar pada bangsa.

Lembaga yang terbentuk 2003 ini mendorong program kapal pembangkit listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) di Perairan Indonesia.

Direktur Eksekutif IL9, Rapsel Ali mengatakan, Indonesia yang didominasi wilayah perairan sangat perlu dimaksimalkan keberadaannya. Termasuk menghasilkan listrik untuk kebutuhan masyarakat dipulau.

“Jadi kita dorong hadirnya kapal-kapal yang bisa menghasilkan listrik. Baik itu menggunakan disel ataupun gas. Yang jelas, kebutuhan listrik di wilayah terpencil khususnya di pulau-pulau itu bisa terpenuhi," ujar Rafsel dalam Rapat Kerja Nasional IL9 di Hotel Mercure Sabang, Jakarta, Senin, 6 Maret.

Menurut Rapsel, idealnya kebutuhan listrik 35 ribu MW tak semuanya dipenuhi dengan pembangunan pembangkit di darat atau landbase. Justru, MVPP lebih efektif menjangkau daerah terpencil.

“Prosesnya lebih cepat, tak lagi dipusingkan dengan pembebasan lahan. MVPP juga lebih mobile dan efektif. Bisa memakai tenaga diesel atau gas, bisa juga keduanya. Dengan komposisi 25 ribu MW di darat dan 10 ribu MW di laut, kebutuhan listrik nasional akan cepat terpenuhi,” kata Rapsel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menyambut baik usulan ini. Katanya, ini bisa menjadi perhatian pemerintah.

Jonan juga menilai visi misi yang diemban oleh IL9 sejalan dengan kementerian yang dipimpinnya. Sama-sama mendukung ketahanan energi yang berkeadilan.

PT Pertamina sendiri sudah mencoba menyewa kapal penghasil listrik sebanyak empat buah dari Turki. Namun ini sifatnya momentum dan tentu butuh biaya besar. Ini lantaran kapalnya cukup besar. Lain halnya jika kapal-kapal tersebut diproduksi dalam negeri.

"Ini menjadi usulan yang cukup menarik. Saya kira, memang butuh dipikirkan bagaimana kekurangan listrik di daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau bisa terpenuhi," jelas mantan Menteri Perhubungan itu.

Sesuai data ESDM, saat ini masih terdapat 2.519 desa yang masih gelar gulita sebab belum teraliri listrik. Dari jumlah desa itu, terdapat 293.532 rumah yang masih menggunakan penerangan seadanya.

Ignasius Jonan menyampaikan, tahun 2017 ini, akan dipasang fasilitas listrik pada enam provinsi ter-timur Indonesia. Targetnya, akan ada 95.729 rumah yang nantinya bisa menikmati listrik.

"Dari seluruh desa yang belum teraliri listrik tersebut, targetnya kita bisa selesaikan pada 2019 mendatang," tutur Jonan.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas