Catatan Anggota Komisi VII untuk Dirut Baru Pertamina
Rofi menuturkan ada sejumlah catatan yang harus diperhatikan oleh Elia Massa Manik sebagai direktur PT Pertamina.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penunjukan Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru oleh Dewan Komisaris, harus mampu membawa perusahaan tersebut lebih efisien dan kompetitif.
Selain itu sejumlah tantangan pun menanti di tengah industri migas yang masih belum bergairah.
Beberapa catatan ini disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI, Rofi Munawar yang menilai tugas dirut baru ke depan tidak ringan, selain juga harus meningkatkan kolektifitas kerja secara internal.
"Dirut baru juga dituntut secara eksternal terampil menghadapi kondisi industri Migas yang masih lesu dan semakin kompetitif di tingkat global," kata Rofi dalam keterangan, Minggu (19/3/2017).
Rofi menuturkan ada sejumlah catatan yang harus diperhatikan oleh Elia Massa Manik sebagai direktur PT Pertamina.
Di sektor hulu, kinerja eksplorasi yang telah dicapai sepanjang tahun 2016 harus dipertahankan dan ditingkatkan secara maksimal.
Terlebih, secara nasional kinerja eksplorasi migas mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir.
Adapun di sektor hilir, pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan Bahan Bakar Minyak (BBM) harus diimbangi dengan diversifikasi produk yang beragam dan pola distribusi yang semakin baik.
"Belum lagi persoalan revitalisasi kilang minyak dan perbaikan tata niaga BBM," kata Politikus PKS itu.
Baca: Di Atas Puing Menggunduk Pahinggar Berdiri Menggantung hingga Tewas
Catatan lainnya, Rofi berpesan agar Elia harus mampu membuktikan bahwa dirinya bisa fokus dalam mendorong peningkatan kinerja perusahaan.
Tidak boleh terjebak kepada kepentingan non korporasi. Mengingat Pertamina selama ini merupakan salah satu badan usaha milik pemerintah yang strategis, karena memiliki aset dan profit yang lebih besar dibandingkan badan usaha lain.
"Pertamina harus mampu memantaskan dirinya menjadi perusahaan yang mampu menjadi back bone (tulang punggung) energi Migas nasional. Hal itu bisa terwujud sepanjang perusahaan tersebut fokus pada visi dan strategi yang sudah ditetapkan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia pada 2025," kata Rofi.
Sebagai informasi, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan pada hari Jumat, (16/3/2017) Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Dwi Soetjipto, yang diberhentikan pada 3 Februari 2017.
Elia Massa Manik sebelumnya menjabat Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III.
Pengangkatan Elia ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-52/MBU/03/2017, yang diserahkan oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultan Gatot Trihargo dan disaksikan oleh Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (15/3/2017).