Ganjar Pranowo: Boleh Aksi Tapi Jangan Sakiti Diri Sendiri
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Patmi, warga Kendeng yang ikut aksi cor kaki di depan Istana
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Patmi, warga Kendeng yang ikut aksi cor kaki di depan Istana selama sepekan ini. Patmi yang meninggal karena serangan jantung, menurut Ganjar menjadi pelajaran bagi semua pihak.
"Ikut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Dari awal sudah saya sampaikan, bisa tidak aksi tanpa harus menyakiti diri sendiri," kata Ganjar di Batang, Jawa Tengah.
Menurut Ganjar, Patmi merupakan petani yang punya semangat tinggi dan getol berjuang menolak berdirinya pabrik semen PT Semen Indonesia di kawasan Kendeng, Rembang.
Selaku orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar mengaku telah dihubungi Komnas HAM terkait masalah tersebut.
Ganjar juga mendengar kabar bahwa Patmi selama ini memiliki sakit bawaan sebelum mengikuti aksi cor kaki di Jakarta. Menurut Ganjar, seharusnya Patmi didampingi dokter atau tim medis selama menjalani aksi.
"Jangan sampai terulang lagi. Boleh demo asal jangan membahayakan diri. Kejadian ini (membuat) saya sudah dibully di mana mana," kata Ganjar.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto mewakili perusahaannya mengatakan turut berduka atas meninggalnya Patmi. PT Semen akan turut serta memberikan tali asih ke pihak keluarga jika memang diizinkan.
"Jika diizinkan kami akan ikut membantu, kami selalu terbuka untuk diskusi," ujarnya.
Agung mengatakan, pihak PT Semen Indonesia menyayangkan peristiwa ini.
"Saya rasa harus dihentikan, kami menyayangkan banget atas tragedi ini, dan semoga segera diakhiri dan tak ada lagi yang membahayakan kesehatan dan jiwa," katanya.
Terkait rencana operasionalisasi pabrik semen di Rembang, Agung Wiharto menyatakan, sesuai pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki bahwa pabrik semen di Rembang dilarang beroperasi sebelum Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) selesai disusun, pihaknya menaatinya.
"Kami siap. Dan kami juga sekarang belum melakukan penambangan. Meski kami mampu, ada izin, kami tidak tergesa-gesa kok, kita lihat situasi politik, sosial, dan lainnya, kita tidak arogan meski izin sudah di tangan. Kita akan hormati keputusan KLHS," ungkap Agung.
Ia menambahkan, PT Semen Indonesia akan memegang komitmen mengenai permintaan warga seperti yang disampaikan dalam sidang komisi Amdal di Semarang Februari 2017 lalu. "Yang penting kekhawatiran mereka kita jamin," ujarnya.(tribun jateng/dis)