Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Khawatir Aksi 313 Disusupi Kelompok Radikal ISIS

Menurut dia, mobilisasi massa secara besar-besaran itu bisa turut mengundang ketertarikan dari kalangan radikal.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengamat Khawatir Aksi 313 Disusupi Kelompok Radikal ISIS
TRIBUNNEWS.COM/DENNYS
Konpres aksi 313 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Umat Islam akan menggelar Aksi Bela Al-Quran yang bertajuk 'Al-Maidah 51 memanggil anda', pada Jumat (31/3/2017) alias 313. Aksi itu berpotensi ditunggangi kelompok anti nasionalis dan radikal.

Untuk itu, aparat Polri dibantu TNI telah mempersiapkan pengamanan sesuai dengan Standar Operasional (SOP). Rencananya, massa terlebih dahulu berkumpul di Masjid Istiqlal untuk menjalankan Shalat Jumat, lalu, melakukan longmarch ke depan Istana Negara.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, mengkhawatirkan apabila penegerahan massa yang dilakukan berkali-kali ini memiiliki tujuan membuat rutinitas dan stabilitas negara terganggu.

“Kemungkinan terburuk ada upaya membuat kekacauan dari keramaian yang terjadi. Ini bisa jadi pintu masuk bagi gerakan-gerakan radikal,” kata Arbi Sanit, kepada wartawan, Kamis (30/3/2017).

Baca: Ketua MUI Maruf Amin Nilai Ngawur Jika Aksi 313 Hendak Mengganggu Pemerintahan

Baca: Warning Kapolda Metro, Peserta Aksi 313 Tidak Boleh Mendekati Istana Negara, Minimal 500 Meter

Menurut dia, mobilisasi massa secara besar-besaran itu bisa turut mengundang ketertarikan dari kalangan radikal.

Berita Rekomendasi

Dikhawatirkan, masuk kekuatan dari luar seperti ISIS yang biasanya memanfaatkan kekacauan dan potensi perang saudara.

Pengerahan massa dengan pesan mengutamakan golongan tertentu itu mempersatukan golongan anti nasionalis dan radikal yang selama ini masih ragu untuk muncul.

Mereka bisa menjadi kukuh dan berani menentang sistem kenegaraan yang sedang berlangsung.

Dia menganggap pengerahan massa yang beriringan dengan pelaksanaan Pilkada Jakarta 2017 itu sengaja dibuat menimbulkan kecemasan dan bahkan menggiring ke pilihan tertentu.

“Kalau wacana yang didorong ini untuk anti memilih satu calon, ini kan tidak baik bagi demokrasi. Ini sudah di luar lingkaran demokrasi yang sehat,” kata Arbi.

Dia berharap jika aparat keamanan dan pihak berwajib mampu membendung massa yang membludak. Tugas polisi dan tentara dalam menjaga keamanan negara diuji untuk bisa menanggulangi bentrokan yang mungkin terjadi

Sementara itu, aparat Polri dibantu TNI siap mengamankan aksi tersebut.

"Ya sesuai SOP kita saja dalam melakukan pengamanan semua kita kerahkan dan sudah kita siapkan," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.

Dia mengimbau supaya peserta aksi tak melakukan aksi longmarch karena dikhawatirkan akan menggangu ketertiban umum.

"Nanti bagaimana kalau ada orang mau melahirkan mau lewat jadi terganggu, orang sakit mau lewat terganggu. Nanti, kami tawarkan saja perwakilan yang mau ke istana menyampaikan tuntutannya," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas