Cerita Ivan Slank Lepas dari Jeratan Narkoba
Ivan Kurniawan Arifin atau dikenal dengan Ivanka Slank menceritakan pengalamannya keluar dari dunia narkoba.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ivan Kurniawan Arifin atau dikenal dengan Ivanka Slank menceritakan pengalamannya keluar dari dunia narkoba. Ivan mengaku manajer Slank, Bunda Iffet yang bisa membuatnya meninggalkan barang haram itu.
"Orang seperti Bunda Iffet enggak sampai satu persen. Kita perlu menciptakan Bunda Iffet-Bunda Iffet baru," kata Ivan saat menceritakan pengalamannya di Gedung DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ivan mengaku senang diundang DPR menceritakan pengalamannya itu, karena bisa datang ke Kompleks Parlemen dalam kondisi yang berbeda. "Alhamdullilah, akhirnya bisa kesini setelah tahun 1998, waktu reformasi dalam kondisi teler (ke DPR)," kata Ivan.
Ivan cerita saat Slank terkena narkoba periode 1992-1993). Saat itu informasi narkoba, putau dan sabu-sabu masih minim. Bassis Slank itu mengira putau sejenis minuman. "Ternyata serbuk. Tujuh tahun kita kena menganggu aktivitas Slank," kata Ivan.
Tahun 2000, Ivan lepas dari narkoba dengan pengorbaan luar biasa. Slanker, penggemar Slank, banyak yang menjadi pecandu narkoba karena mengikuti gaya personel band legendaris itu.
Saat berhenti, Slank pun terkena protes dari penggemarnya. Drummer Slank Bim-bim sampai didatangi penggemarnya.
"Bim, lo enggak fair, gue terkena narkoba gara-gara lo, sekarang lo berhenti enggak asik," ujar Ivan mengutip perkataan Slank.
Ivan mengatakan cara keluar dari narkoba harus dipaksa. Saat itu, hati kecil Ivan ingin keluar dari jeratan obat-obatan tetapi tidak memiliki kemampuan.
"Kita minta tolong, kita sadar kondisi ini enggak enak banget, butuh pertolongan, untung waktu itu ada Bunda Iffet," ujar Ivan.
Slank, kata Ivan, lalu berkeliling Indonesia mendeklarasikan anti narkoba dan berbagi pengalaman. Ivan mengaku sampai saat ini masih proses rehabilitasi.
Sebab, orang yang terkena narkoba harus menjaga dirinya seumur hidup.
"Rehabilitasi psikologis, enggak mungkin orang terkena narkoba normal 100 persen," kata Ivan.