Resahkan Melambungnya Harga Jagung dan Harga Telur, Sejumlah Peternak Rakyat Datangi DPR
Sejumlah Peternak Rakyat yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional mendatangi DPR untuk menyampaikan aspirasinya, Kamis (31/03/2017).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah Peternak Rakyat yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional mendatangi DPR untuk menyampaikan aspirasinya, Kamis (31/03/2017) malam.
Mereka meresahkan harga jagung sebagai pakan ternak yang melambung tinggi, sedangkan harga jual telur tidak mampu menutupi harga jagung.
“Hal ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, tetapi yang harus dicari jalan keluarnya adalah perlindungan terhadap harga di tingkat petani karena nilai tukar yang akan menentukan kesejahteraan petani kita,” ungkap Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat menerima Paguyuban Peternak Rakyat Nasional.
Kepada peternak rakyat, Fadli meminta bahan tertulis sehingga tuntutannya bisa segera diteruskan kepada pemerintah.
Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron yang mendampingi Fadli Zon mengatakan, situasi ini seringkali terjadi di tingkat produsen sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
“Pengaduan para peternak unggas ini sedang kami dalami di Komisi IV,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa solusi yang bisa dijalankan salah satunya pemberian subsidi.
“Dengan cadangan pakan yang tersedia, bisa memberikan subsidi terhadap harga jagung, sehingga harga bisa lebih rendah dan peternak bisa terus menjalankan usahanya,” papar Herman.
Agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, Herman meminta Bulog harus menetapkan harga acuan terendah dan tertinggi di tingkat produsen hingga konsumen.
“Walaupun ini sudah berjalan, tinggal bagaimana menekankan bahwa ini menjadi kewajiban pemerintah untuk mempertahankan harga di tingkat produsen. Namun, di sisi lain tidak menekan ataupun menjadi faktor penekan hingga naiknya harga di tingkat pasar,” tegasnya.
“Dalam jangka pendek, Komisi IV akan rapat dengan Menteri Pertanian sejauh mana solusi yang ditawarkan pemerintah. Kita akan cari titik tengahnya, yang terpenting adalah bagaimana usaha rakyat mendapat perhatian khusus dari DPR dan Pemerintah,” tandasnya.
Sebelumnya, ribuan para peternak Blitar yang tergabung Dalam PPRN menyampaikan aspirasinya di depan Istana Kepresidenan dan diterima oleh perwakilan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
Mereka mempertanyakan penyebab harga pakan yang terus meningkat sementara harga telur semakin anjlok.
Di sisi lain, saat harga jagung sebagai pakan yang terus melambung tinggi, justru berhembus kabar pemerintah melakukan ekspor jagung.
“Kami heran di dalam negeri harga jagung semakin naik, semakin sulit didapatkan tapi kok ada di informasi malah di ekspor,” ujar salah satu peternak Blitar.
Sementara, terkait dengan anjloknya harga telur, mereka berpendapat hal ini disebabkan adanya investor asing yang menguasai dari produksi hingga ke pasar sehingga harga di konsumen lebih murah karena tidak melalui distributor.
“Akibatnya, harga kita kalah bersaing, jatuh dan mengikuti harga mereka karena peternak rakyat itu kan lewat distributor,” ujarnya dengan menambahkan, jika hal ini terus berlangsung maka tidak menutup kemungkinan para peternak akan menggulung tikar. (Pemberitaan DPR RI)