Emir Moeis: Pada Saatnya, PDI Perjuangan Bisa Memilih Ketua Umumnya
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan sebenarnya sudah pensiun sejak tahun lalu.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam peringatan 17 tahun Banteng Muda Indonesia (BMI) di Menteng, Jakarta, Kamis (30/3) lalu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan sebenarnya sudah pensiun sejak tahun lalu.
Menanggapi hal tersebut, politikus senior PDI Perjuangan Emir Moeis mengatakan partai berlambang banteng itu merupakan partai yang paling demokratis dalam memilih ketua umum.
“Empat kali berturut-turut, pemilihan ketua umum selalu aklamasi. Padahal, dewan-dewan pimpinan cabang benar-benar berhak menentukan pilihan secara bebas dan rahasia,” kata Emir dalam keterangan tertulis, Rabu (5/4/2017).
Diungkapkan pula oleh Emir, PDI Perjuangan merupakan partai politik yang tak membutuhkan adanya dana atau duit bagi siapa yang ingin menjadi ketua umum. “PDI Perjuangan adalah partai politik yang paling cerdas dan elegan dalam memilih ketua umum. Sejarah sudah membuktikan ini,” kata Emir.
Pengamat, lanjut Emir, tidak perlu repot-repot memberikan ulasan seolah paling lebih tahu internal PDI Perjuangan.
“Pasca-Megawati, cabang-cabang bisa memilih siapa yang akan menjadi ketua umum. Kami pasti bisa memilih! Jadi, pasca-Megawati, jangan ada kader karbitan atau kader indekosan yang mau menjadi ketua umum dengan mengandalkan uang dan kekuasaan. DPC-DPC tidak haus akan hal tersebut,” ujar Emir.
Siapa pun, termasuk Jokowi, yang kelak terpilih menjadi ketua umum, tambah Emir, itu karena anggota partai melihat dia mampu, berideologis, terbukti, serta teruji dalam membela partai.
“Sejarah membuktikan, 10 PDI Perjuangan menjadi oposisi, tidak ikut menjadi eksekutif, kami bisa tetap konsisten, tidak tergiur uang dan kekuasaan. Jangan coba-coba mengintimidasi pasca-Ibu Mega, apa pun jabatannya, berapa pun uangnya, dan apa pun senjatanya. Kader-kader tidak takut untuk melibasnya kalau mau coba-coba main duit dan kekuasaan serta melakukan intimidasi dalam pemilihan ketua umum untuk kepentingan kelompoknya,” ungkap Emir.