Soliditas Pendukung OSO Disebut Sejak Adanya KIH-KMP Pada 2014
Farouk mengatakan pihaknya selalu disebut gagal karena tidak bisa perjuangkan amandemen perkuat DPD.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senator NTB Farouk Muhammad mengakui soliditas pendukung Oesman Sapta Odang (OSO) dimulai sejak adanya kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH)- Koalisi Merah Putih (KMP). Farouk merupakan Mantan Wakil Ketua DPD.
"Dari situ. Ya setiap ada sesuatu yang tanda kutip penderitaan kolektif semakin membangun kebersamaan kolektif. Jadi kekalahan pada saat itu membuat ini jadi bersatu. Kebersatuan ini makin solid. Itu kita rasakan sejak kepemimpinan Pak Irman, kita merasakan," kata Farouk di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Farouk mengatakan pihaknya selalu disebut gagal karena tidak bisa perjuangkan amandemen perkuat DPD. Padahal, kata Farouk, pihak sudah memperjuangkan amandemen tersebut.
"Dengan DPR sudah disiapkan peraturan bersama tahu-tahu berubah lagi ya namanya kita tidak bisa memaksa orang lain. Bola ditentukan pihak itu, tapi tetap aja wah kami pimpinan enggak bisa sehingga ini harus diganti pimpinan yang mampu lah," kata Farouk.
Farouk awalnya mengharapkan kekisruhan pimpinan DPD melalui musyawarah atau voting dengan suara terbanyak. Farouk pun mengaku telah siap melakukan pemilihan.
"Sialnya kita kenapa putusan MA ini datang. Kalau enggak, kita siap untuk pemilihan. Saya sudah petakan kekuatan saya. Tapi saya enggak mau ikut pemilihan ilegal. Saya bukan gila jabatan. Saya enggak mau harus berbenturan dengan teman-teman saya," kata Farouk.