Kedubes RI di Suriah Masih Terus Beroperasi
Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arrmanatha Nasir.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pascaserangan militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah, pemerintah Indonesia belum berencana menutup kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah.
Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arrmanatha Nasir.
Kepada wartawan di kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017), ia menyebutkan bahwa pemerintah masih percaya bahwa serangan AS dilakukan terhadap target tertentu.
Selain itu pemerintah juga masih terus menunggu perkembangan yang terjadi, sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
"Bahwa Kedubes kita di sana masih tetap buka, masih normal, kita kaan lihat perkembangannya seperti apa, keberadaannya di sana masih diperlukan, karena masih ada beberapa WNI di sana," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal menyebut sebelum nya ada sekitar 12.572 orang WNI di Suriah, dan semuanya sudah dipulangkan secara bertahap sejak sejak 2010 lalu setelah ekskalasi konflik meningkat.
"Namun sampai saat ini masih ada seribu TKI kita di Suriah, artinya yang seribu ini ada pada periode setelah kita melakukan moratorium ke Suriah, setelah kondisi keamanan di Suriah mengalai ekskalasi. Dipastikan seribu orang di Suriah inni seluruhnya masuk non prosedural," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pagi ini militer AS meluncurkan 59 - 60 rudal Tomahawk ke sebuah bandar udara di dekat kota Homs.
Presiden AS Dondal Trump sudah mengklarifikasi, bahwa lokasi tersebut dipilih karena pihak AS percaya tempat itu dijadikan basis oleh kelompok yang bertanggungajwab terhadap serangan senjata kimia di Suriah.