Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keliru Jika Presiden Sukarno Ingin Ibu Kota Negara di Palangkaraya

Wacana pemindahan ibu kota negara kembali mencuat ketika Bappenas mengatakan sudah meriset kelayakan daerah lain menggantikan Jakarta.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Y Gustaman
zoom-in Keliru Jika Presiden Sukarno Ingin Ibu Kota Negara di Palangkaraya
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Presiden RI Joko Widodo memberi sambutan ketika bertemu dengan perwakilan anggota Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/3). Perwakilan AMAN menyampaikan hasil kongres yang Masyarakat Adat Nusantara ke-V serta berharap pemerintah mengakui masyarakat adat sebagai subjek hukum terkait sejumlah konflik lahan adat dengan perusahaan.---Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana pemindahan ibu kota negara kembali mencuat ketika Bappenas mengatakan sudah meriset kelayakan daerah lain menggantikan Jakarta.

Beberapa pendapat mengenai pemindahan ibu kota negara dinilai berdasar pada pemikiran Presiden ke-1 Republik Indonesia Sukarno yang menginginkan ibu kota bukan di Jakarta, tapi di Palangkaraya.

Sejarawan JJ Rizal mengatakan pendapat tersebut adalah sebuah pemikiran yang keliru dan dilontarkan oleh orang yang tidak mengetahui sejarah.

Presiden Sukarno pada 1947 memang mengatakan ibu kota negara seharusnya berada di Palangkaraya. Tapi harus diingat saat itu Jakarta masih belum ditentukan sebagai ibu kota negara.

"Tetapi dia langsung meralat usai lawatan ke Palangkaraya pada 1950 dan mengatakan Jakarta menjadi ibu kota negara," ungkap Rizal saat ditemui di Masjid Luar Batang, Jakarta, Jumat (14/4/2017).

"Ada pemikiran keliru jika Sukarno menginginkan ibu kota di Palangkaraya," ia menegaskan.

Berita Rekomendasi

Masih kata Rizal, konsep Sukarno yang berkembang saat itu sebenarnya terkait pemerataan pembangunan di daerah lain, bukan hanya di Jakarta.

"Tetapi apa? Sekali lagi, Jakarta mengambil semuanya dan tidak ada pemerataan di daerah lain di Indonesia," terang dia.

Isu Basi

Isu pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Palangkaraya bukan hal baru dan sampai saat kepemimpinan Presiden Joko Widodo baru wacana. 

"Isu basi. Dari dulu bicara ingin dipindah, tapi mana buktinya? Hanya wacana saja dari dulu," kritik Rizal.

Sebelum Presiden Jokowi, tepatnya masa Presiden Soeharto berkeinginan agar ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke Jonggol. Di era Presiden Habibie ibu kota akan dipindah ke Sidrap.

Saat zaman SBY, ada konsep Megapolitan yang tidak kunjung selesai hingga hari ini. Belakangan pemindahan ibu kota kembali diwacanakan.

"Tapi tidak ada upaya yang serius dari diskusi mengenai pemindahan ibu kota. Hanya riset saja, tapi tidak pernah dipakai risetnya," ungkap Rizal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas