Seperti Ini Kata Kunci untuk Ziarah dan 'Ritual Seks' di Gunung Kemukus
“Piyambak mawon, Mas?" atau "Piyambak mawon, Mbak?" adalah kata-kata kunci pembuka perkenalan di antara peziarah Gunung Kumukus.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Mencari pasangan di Kemukus tak semudah yang disangka.
Selain dibutuhkan keberanian mengawali perkenalan, peziarah juga harus jeli dalam memilih pasangan untuk melakukan ritual seks di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah.
“Piyambak mawon, Mas?" atau "Piyambak mawon, Mbak?" adalah kata-kata kunci pembuka perkenalan di antara peziarah Gunung Kumukus.
Kalau yang ditanya kebetulan memang piyambak mawon alias sendiri saja, maka artinya perkenalan boleh dilanjutkan dengan bercakap-cakap santai di bawah pepohonan.
Baca: Digusur, Ratusan PSK Koplak Jaran Purwodadi Pindah ke Gunung Kemukus
Baca: Niatnya Cari Pesugihan di Gunung Kemukus, Somikin dan Tasa Malah Edarkan Uang Palsu
Kalau keduanya, laki dan perempuan, juga ternyata punya niat yang sama, ngalap berkah Pangeran Samudra, bisa saja malamnya mereka tidur bersama.
Namun, mencari "jodoh" di Kemukus tak semudah yang disangka.
Selain dibutuhkan keberanian mengawali perkenalan, peziarah juga harus jeli dalam memilih pasangan untuk melakukan ritual seks di Gunung Kemukus.
Maklum, selain kaum peziarah sejati, Kemukus juga dipenuhi laki-laki iseng dan para WTS.
Pelacur yang banyak berkeliaran di seputar makam selalu berusaha mengecoh peziarah.
Dengan gaya lugu mereka selalu mengaku pada siapa saja bahwa mereka juga peziarah dari jauh dan baru pertama kali datang ke Kemukus.
Peziarah baru yang belum kenal medan Kemukus banyak yang tertipu.
Maksud hati mencari teman ngalap berkah, tahunya malah jatuh ke pelukan kupu-kupu malam atau laki-laki hidung belang yang cuma mau ngalap birahi.
"Kalau sudah dua-tiga kali ke sini, baru kita tahu mana peziarah asli, mana wanita pelat kuning yang memang mangkal di Kemukus," kata Suhandi, peziarah yang mengaku rajin ke Kemukus setelah usaha dagangnya hancur gara-gara diguna-gunai orang.
Umumnya, peziarah menghindari hubungan dengan wanita sewaan.
Bukan hanya karena ini berarti harus dikeluarkannya biaya ekstra, tapi juga karena dengan wanita begituan kelanggengan hubungan sulit dipertahankan.
"Bisa saja, malam ini, dia tidur dengan kita, tapi bulan depan main dengan orang lain," cerita seorang peziarah.
"Maklum, namanya juga wanita bayaran."
Namun, aturan main para juru kunci makam rupanya kurang jelas mengatur soal teman kencan ini.
Soal hubungan dengan wanita pelat kuning tak pernah disebut bagaimana hukumnya.
Karenanya, tak aneh kalau ada sementara peziarah mencari jalan yang gampang saja.
Pokoknya, asal tetap mematuhi prinsip tak berganti-ganti pasangan selama tujuh kali berturut-turut.
'Ritual seks' di Kemukus mendunia
Nama Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah mendadak tenar seantero dunia usai Patrick Abboud, jurnalis asing dari program Dateline SBS Australia, yang membuat kisah ritual seks aneh di gunung tersebut.
Lokasi itu pun kini terkenal dengan nama 'Gunung Seks'
Dikutip dari situs Dailymail.co.uk mereka yang melakukan ritual seks mulai dari pria beristri, ibu rumah tangga, pejabat, hingga pekerja seks komersial (PSK).
Bahkan, lokasi itu kerap dijadikan tempat prostitusi.
Tempat itu kini begitu populer sehingga menarik wisatawan lokal.
Ironisnya, pemerintah setempat menarik pungutan kepada mereka yang memasuki kawasan tersebut.
"Ini sebuah kontradiksi. Pemerintah mengetahui perzinahan yang terjadi, tetapi mengabarkan sesuatu yang berbeda dan menutup mata," kata Abboud dikutip Daily Mail.
Menurut dia, pemerintah dan tokoh agama setempat terkesan membiarkan prostitusi berkedok ritual di Gunung Kemukus.
Selain bertolak belakang dengan ajaran agama, aktivitas tersebut juga rawan penyebaran penyakit kelamin.
Dia menggambarkan ritual itu sebagai kejadian yang luar biasa mengejutkan.
Ia pun menunjukkan foto-foto orang sebelum melakukan ritual seks di Gunung Kemukus.
Berdasarkan penelusurannya, ritual seks di Gunung Kemukus berawal dari kisah seorang pangeran muda yang memiliki hubungan asmara dengan ibu tirinya pada abad ke-16.
Keduanya bercinta di puncak Gunung Kemukus, kemudian tertangkap basah, lalu dibunuh dan dikubur di sana.
Kini, puncak gunung itu dijadikan tempat 'suci' bagi mereka yang ingin mendapatkan kemakmuran dan kemajuan hidup.