Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Transaksi Elektronik Dorong Efisiensi Ekonomi

Dalam tiga tahun terakhir peningkatan jumlah transaksi elektronik sejalan dengan penurunan inflasi.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Transaksi Elektronik Dorong Efisiensi Ekonomi
Kodrat Wibowo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Maraknya transaksi secara elektronik (e-payment) mendorong efisiensi ekonomi sekaligus menahan inflasi.

Dalam tiga tahun terakhir peningkatan jumlah transaksi elektronik sejalan dengan penurunan inflasi.

Ekonom Universitas Padjadjaran, Kodrat Wibowo mengatakan, makin maraknya penggunaan transaksi elektronik di Indonesia harus terus didukung secara positif.

"Keuntungan yang paling terasa adalah efisiensi waktu dan fisik," kata Kodrat saat dihubungi, Sabtu (6/5/2017).

Menurutnya, jika diterapkan efisiensi tersebut berupa pemangkasan waktu transaksi oleh masyarakat, sehingga mempercepat pelayanan dan penghematan waktu.

Keberadaan para pengguna transaksi elektronik juga mempercepat pembentukan komunitas non-tunai (cashless society) yang bisa mengurangi peredaran uang di masyarakat.

Kodrat mengatakan, semakin sedikitnya uang beredar secara tidak langsung akan memengaruhi inflasi. Sebab, salah satu penyebab kenaikan inflasi adalah tingginya peredaran uang.

Berita Rekomendasi

"Kalau dia tidak pegang uang tentu keinginan membelanjakan uang lebih kecil ketimbang terbiasa menyimpan uang dalam bentuk tunai," katanya.

Data Bank Indonesia mencatat dalam tiga tahun terakhir transaksi elektronik melonjak tajam.

Pada 2016, transaksi elektronik tercatat 683,13 juta transaksi dengan nilai Rp 7,06 triliun.

Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan 2015 sebanyak 535,58 juta transaksi senilai Rp 5,28 triliun dan tahun 2014 sebanyak 203,37 juta transaksi senilai Rp 3,32 triliun.

Sebaliknya, inflasi dalam tiga tahun terakhir terus turun.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi Indonesia pada 2016 tercatat 3,02 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 dan 2014 sebesar 3,35 persen dan 8,36 persen.

Kodrat menjelaskan perusahaan seperti PT GO-JEK Indonesia yang membuka layanan GO-PAY patut mendapat apresiasi.

Hal itu karena perusahaan penyedia layanan aplikasi tersebut ikut mensukseskan program cashless society yang terus didorong pemerintah.

"Kalau perlu lembaga pemerintah meniru, sebab bisa meminimalisir penyelewengan karena semua tercatat jelas," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas