Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Begini HTI Memandang Demokrasi

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah organisasi yang mengkritik keras sistem demokrasi. Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto menyebut demokrasi adalah sist

zoom-in Begini HTI Memandang Demokrasi
KOMPAS IMAGES
Muhammad Ismail Yusanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah organisasi yang mengkritik keras sistem demokrasi. Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto menyebut demokrasi adalah sistem yang bukan berasal dari Islam, atau yang ia sebut kafir.

"Kafir, itu berarti bukan Islam, (istilah) biasa saja," ujar Ismail Yusanto kepada wartawan di kantor pusat HTI, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2017).

Dalam sistem demokrasi, kedaulatan ada di tangan rakyat. Kedaulatan yang dimaksud antara lain adalah kedaulatan untuk membentuk hukum yang akan digunakan oleh manusia. Padahal dalam ajaran Islam, kedaulatan untuk membuat hukum hanya ada di tangan Allah SWT.

"Yang memiliki hak untuk menerbitkan hukum adalah Allah SWT, kalau di dalam Islam, kedaulatan itu bukan di tangan rakyat," terangnya.

Suka atau tidak suka, hal itu adalah yang diatur di ajaran Islam. Namun bukan berarti aspirasi rakyat tidak memiliki ruang di dalam hukum Islam, dan rakyat lebih tidak sejahtera. Ia meyakinkan, melalui sistem khilafah atau kepemimpinan umum menurut ajaran Islam, hal itu lebih terjamin.

Dalam kesempatan itu ia juga menyinggung soal pertempuran Uhud yang terjadi antara pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad SAW, melawan kafir Quraisy pada tahun 625 masehi.

Saat itu terjadi perdebatan dikalangan pasukan muslim, mengenai di mana hendaknya pasukan kafir akan dihadang. Nabi Muhammad SAW. sebagai pemimpin pasukan, memutuskan untuk mendengar suara mayoritas sahabat-sahabatnya.

Berita Rekomendasi

"Rasullulah ikut suara mayoritas," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas