Hidayat Nur Wahid: Tidak Ada Islam Radikal
"Dalam Revolusi Jihad, itu salah satunya dikatakan orang yang mati dalam membela bangsa dan negara maka kematiannya masuk dalam kategori Jihad
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengkritisi munculnya isu radikalisme dalam kontestasi pilkada Jakarta.
Menurutnya, isu tersebut tidak benar, dan menyesatkan. Karena Islam Radikal yang dituduhkan muncul pada pilkada Jakarta sesungguhnya tidak pernah ada. Isu tersebut hanya untuk mendiskreditkan umat Islam, semata-mata demi kepentingan politik sesaat saja.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat memberikan sosialisasi Empat Pilar MPR dihadapan warga kabupaten Ciamis, jawa Barat, Sabtu (13/5/2017).
Sejak lama, menurut Hidayat, antara umat Islam dan Indonesia, sudah berhubungan dengan harmonis. Umat Islam bahkan banyak melakukan pengorbanan demi tetap teguhnya NKRI. Salah satunya dibuktikan dengan lahirnya revolusi jihad yang di kobarkan KH. Hasyim Asy'ari.
"Dalam Revolusi Jihad, itu salah satunya dikatakan orang yang mati dalam membela bangsa dan negara maka kematiannya masuk dalam kategori Jihad," Hidayat menambahkan.
Maka sejak itu banyak santri yang berbondong-bondong ikut berjuang melawan Belanda yang hendak menjajah Indonesia lagi. Puncaknya terjadi pada 10 Oktober yang dikenal dengan hari Pahlawan. Pada hari itu ribuan santri dan masyarakat Surabaya turut menjadi korban dalam pertempuran melawan belanda.
Karena itu, menurut Hidayat tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Islam Indonesia itu radikal. Namun sebalinya, tidak benar juga kalau ada umat Islam yang hendak melawan dan merusak Indonesia. Karena sejak dulu, antara Islam dan Indonesia sudah saling berhubungan dan tidak terpisahkan.